JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menduga ada tembakan dari atas bukit Gunung Merah dalam kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Painai, Papua. Kerusuhan itu menewaskan sejumlah warga sipil.
"Kebetulan pas kemarin rapat di Menko Polhukam, di sana (lokasi bentrokan) itu ada semacam taktik bebek namanya. Taktik bebek itu, rakyat di kedepankan dan dari belakang ada tembakan gitu. Jadi kita lihat di sananya, bagaimana kejadiannya," kata Gatot, saat pelepasan 1.169 Satgas Kontingen Garuda (Konga) "United Nations Interim Force in Lebanon" (UNIFIL) untuk misi perdamaian PBB di Lebanon di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (10/12/2014), seperti dikutip Antara.
KSAD mengaku, tidak mengetahui secara pasti darimana sumber letusan senjata tersebut, mengingat tidak ada pasukan di atas bukti.
"Kebetulan saya mendengar dari Panglima TNI dan Kapolri, dan serta Polda dan Kodam juga. Sebelumnya dari atas bukit itu sudah ada tembakan juga. Di bawahnya itu kan ada Koramil dan Polsek. Hal itu yang perlu kita cek kebenarannya," ucapnya.
Disinggung apakah ada keterlibatan kelompok bersenjata, Gatot tidak memungkiri hal tersebut.
"Kalau di atas bukit ada tembakan, sedangkan TNI tidak ada dan polisi tidak ada di situ. Jadi siapa itu. Nah itu saja," ujarnya.
Menurut Gatot, apa yang terjadi di Papua, tidak bisa dilepaskan dari tanggal 1 Desember (HUT OPM). Namun demikian, untuk mengungkap persitiwa yang sebenarnya, Asintel dan Ditserse Polda Metro sudah ke Papua. Selanjutnya, mereka akan membuat laporan.
"Jadi mereka nanti yang melaporkan kepada Panglima TNI dan Kapolri. Saya hanya mengirim pasukan saja di sana untuk melakukan investigasi," tutur Gatot.
”Saat itu warga berunjuk rasa, sekitar 50 meter dari Polsek Paniai Timur. Polisi datang untuk membubarkan aksi, tetapi massa tidak menghentikan aksi dan menggelar waita, tarian khas Paniai. Tiba-tiba mereka mengeluarkan tembakan,” kata Ketua Lembaga Masyarakat Adat Kabupaten Paniai John Gobay saat dihubungi dari Sarmi, Papua, Senin.