Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2014, 13:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

TARAKAN, KOMPAS.com - "Diterkam buaya, siswi SMK menghilang," tertulis sebagai judul halaman depan salah satu surat kabar di Kalimantan Utara, Minggu (30/11/2014).

Membaca judul itu, tim dari Kompas.com --reporter Fabian Januarius Kuwado serta fotografer Fikria Hidayat dan Kristianto Purnomo--saling bertukar pandang. Senyum tanpa kata pun terkembang.

Bagi tim ini, judul tersebut seolah menjadi salam pembuka untuk rombongan yang baru saja tiba dari Jakarta dan akan "berkelana" menjelajahi Malinau, salah satu kabupaten di Kalimantan Utara selama dua pekan ke depan.

Selamat pagi Malinau...

Minggu pagi, tim dari Kompas.com yang menumpang Lion Air berkode penerbangan JT 0626, mendarat di Bandar Udra Juata Tarakan, Kalimantan Utara. Tak terlalu mulus pendaratan itu, apalagi bila dibandingkan rasanya dengan mendarat di Bandara Soekarno Hatta.

Waktu menunjukkan pukul 08.35 WIB, saat pesawat itu mendarat. Sengatan panas matahari masih terasa meski awan menggelayut di sisi utara langit Kalimantan Utara. Ini baru di Tarakan. Perjalanan ke Malinau masih harus berlanjut dengan pesawat lain.

Menumpang Susi Air, 30 menit waktu tambahan yang diperlukan untuk terbang dari Tarakan sampai Malinau. Penasaran, adalah kata yang mewakili isi kepala tiga anggota tim peliput dari Kompas.com.

Riset awal hanya mendapatkan data-data angka, misalnya soal 15 kecamatan dan 105 desa yang ada di Malinau. Data lain yang ada juga hanya semacam informasi bahwa Malinau berbatasan langsung dengan Malaysia.

Blusukan

Tim Kompas.com berangkat ke Malinau untuk segera bergabung dengan rombongan blusukan Bupati Malinau Yansen Tipa Padan. "Ini rangkaian safari jelang Natal (dari) Pak Bupati," ujar Gunawan, sekretaris pribadi sang bupati, saat menjemput kedatangan tim Kompas.com.

Sederet agenda akan menjadi "kado" Natal ala Yansen untuk warganya. Di antara "kado" yang sedang dikemas ini adalah peresmian bandar udara kecil di Desa Sungai Baru, Kecamatan Boh. Bila memakai jalan darat, desa ini butuh waktu tempuh dua jam perjalanan dari Malinau.

Lalu, Yansen juga akan memulai pembangunan menara jaringan telekomunikasi di dua desa lain di kecamatan itu. Dari penuturan Gunawan, perjalanan menuju lokasi-lokasi kegiatan tersebut bervariasi, dari darat, sungai, hingga udara.

Gunawan mengatakan, sebagian perjalanan bisa ditempuh menumpang pesawat kecil. Namun, sebagian perjalanan lain hanya bisa dilewati dengan mobil four wheel drive, alias siap-siap lewat jalanan buruk rupa ala medan kompetisi off road.

Lalu, lanjut Gunawan, ada pula rute yang bakal ditempuh memakai ketinting, perahu kecil. Apakah benar perjalanan ini bakal pula bertemu buaya sebagaimana banyak menjadi oleh-oleh cerita dari sana?

Kisah perjalanan sampai 11 Desember 2014 ini akan menjadi serial cerita di Kompas.com selama lebih dari dua pekan ke depan. Tunggu kisah perjalanan tim peliput Kompas.com dari pedalaman Kalimantan Utara...


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com