Anggota Komisi II DPRD Nunukan, Ramli, yang berasal dari Kecamatan Lumbis Ogong, mengatakan, eksodus warga Kinoko dimulai sejak tahun 1965. “Sejak konfrontasi tahun 1965, mereka sudah eksodus. Kemudian ada eksodus besar-besaran tahun 1984 karena permasalahan ekonomi. Sekarang Desa Kinoko ini tidak ada penghuninya,” ujar Ramli di ruang kerjanya, Rabu (12/11/2014).
Meski telah menjadi warga Malaysia, warga Desa Kinoko tidak mau melepas status Desa Kinoko sebagai wilayah adat milik mereka. Warga Desa Kinoko yang kebanyakan adalah suku Dayak Agabak masih mengelola lahan di Desa Kinoko.
”Penduduknya jadi warga Malaysia, tapi wilayah adatnya itu ada di Indonesia. Pernah mereka kembali untuk menggarap wilayah itu, orang-orang di situ tidak bisa berbuat apa-apa. Karena selain masih keluarga, itu merupakan tanah adat mereka. Karena kita juga menghormati meskipun orangnya ada di Malaysia, kalau wilayah adatnya kita tidak bisa apa-apa,” ujar Lewi, anggota Komisi II dari Sembakung, dalam kesempatan yang sama.
Jika Desa Kinoko sepi, berbeda dengan Kota Tenom di Negara Bagian Sabah, Malaysia. Kota yang berbatasan langsung dengan Indonesia ini merupakan kota tujuan eksodus dari warga desa di wilayah perbatasan Kecamatan Lumbis Ogong. Bahkan, kabarnya, ada beberapa warga eksodus yang menjadi kepala desa di kota tersebut.
”Ada masyarakat kita, kemungkinan dari Desa Panas yang pindah ke Tenom ini sekarang menjadi kepala desa. Bahkan ada anak-anak dari warga kita yang eksodus ini sekarang menjadi semacam anggota dewan di Malaysia. Kita juga mendapat informasi, ada anak-anak kita yang eksodus ke sana itu sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan sekarang dia di Medan menjalani pertukaran pelajar antara Indonesia dengan Malaysia,” ujar Ramli.
Ramli pun meminta Pemerintah Indonesia mewaspadai adanya upaya klaim terhadap wilayah adat yang sekarang ditinggalkan eksodus warga Desa Kinoko.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.