Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Sumarti Minta Jasad Anaknya Dipulangkan dari Hongkong

Kompas.com - 04/11/2014, 10:24 WIB

CILACAP, KOMPAS.com — Orangtua dari Sumarti Ningsih alias Alice, salah satu korban pembunuhan keji di Hongkong, meminta pemerintah membantu pemulangan jasad anaknya ke Indonesia. Ahmad meminta jasad anaknya segera dipulangkan sehingga bisa dikuburkan di Indonesia.

"Saya mohon kepada pemerintah untuk membantu memulangkan anak saya. Soalnya, dia masih warga negara Indonesia. Kami meminta supaya pemerintah membantu secepatnya kepulangan jasad anak saya," kata Ahmad Kaliman (58), ayah Sumarti Ningsih, kepada kontributor BBC yang menemuinya di rumahnya, di Desa Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah, Senin malam.

Ahmad mengaku menerima kabar tentang nasib malang yang menimpa putrinya, Senin (3/11/2014) sore.

"Saya ditelepon pada sore hari dari Hongkong. Dia memberitahukan kalau anak saya meninggal. Sumarti Ningsih kabarnya dibunuh dengan cara dimutilasi dan sudah dibungkus," ujarnya.

"Saya disuruh untuk tabah. Mau bagaimana lagi, itu sudah takdir," katanya termangu.

Betapa pun, dia tak menyembunyikan kemarahannya. Ahmad menuntut agar pembunuh anaknya dihukum mati. Namun, Pemerintah Hongkong sudah menghapus hukuman mati sejak tahun 1993.

Sumarti Ningsih, kelahiran Cilacap, 22 April 1991, ditemukan menjadi mayat di dalam sebuah koper di sebuah apartemen di Hongkong. Dia tewas bersama seorang warga Indonesia lain yang dikenal sebagai Jesse Lorena di sebuah apartemen milik seorang bankir warga Inggris, Rurik Jutting, yang merupakan tersangka pembunuh mereka. Rurik Jutting sudah mulai diperiksa pengadilan Hongkong, Senin (3/11/2014) kemarin.

Tiga kali berangkat

Didampingi istrinya, Suratmi (49), Ahmad mengungkapkan bahwa Sumarti Ningsih yang di Hongkong dikenal sebagai Alice sudah tiga kali berangkat ke Hongkong.

Pertama kali berangkat ke Hongkong pada tahun 2011. Kemudian, ia pulang pada 2013 dan berangkat lagi pada tahun yang sama. Setelah itu, ia pulang tahun 2014 dan baru berangkat sepekan setelah Lebaran tahun 2014.

"Dia berangkat terakhir ke Hongkong seminggu setelah Lebaran, dengan visa turis. Katanya, hanya tiga bulan di Hongkong," ujarnya.

Kursus "disc jockey"

Menurut Ahmad, kontak terakhir Sumarti Ningsih dengannya terjadi pada 15 Oktober lalu.

"Waktu itu, dia telepon menanyakan kabar keluarga. Dia juga mengatakan akan pulang pada 2 November."

"Karena sudah lewat batas (waktu yang disebutkan) tidak pulang, saya kemudian SMS, tetapi tidak sampai. Namun, yang terjadi malah ada kabar soal meninggalnya anak saya," katanya.

Mengenai pekerjaan anaknya di Hongkong, Ahmad mengatakan, Sumarti hanya mengatakan bahwa dia bekerja di restoran.

"Dia memberitahukan kepada keluarga kalau bekerja di restoran," ungkapnya.

Namun, pada waktu pulang ke Indonesia selama lima bulan pada tahun 2013 lalu, Sumarti malah kursus disc jockey di Jakarta dan Yogyakarta.

Ibu dari Sumarti Ningsih, Suratmi, menambahkan, Sumarti Ningsih merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Dia mengatakan bahwa Sumarti sudah memiliki anak bernama MHA yang kini berusia 5 tahun dan bersekolah di taman kanak-kanak.

Lepas dari berita bahwa Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena berprofesi sebagai pekerja seks komersial di Hongkong, pemuka agama setempat, Ngatiman (55), mengungkapkan bahwa Sumarti Ningsih tidak absen berkurban saat Idul Adha.

"Sejak bekerja di Hongkong tahun 2011 lalu, selama 3 tahun terakhir, dia terus berkurban. Seperti pada Idul Adha 2014, Oktober lalu, dia juga berkurban kambing di desa," kata Ngatiman.

Rumah keluarga Sumarti Ningsih di Desa Gandrungmangu, Cilacap, tergolong sederhana. Rumah tembok bercat kuning dengan atap seng itu tak tampak menonjol dibanding rumah warga lainnya.

Setelah kematian Sumarti Ningsih tersebar, warga desa berdatangan melayat ke rumah suami istri Ahmad Kaliman dan Suratmi untuk menyampaikan belasungkawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com