Hingga berita ini ditulis, mereka dirawat ke Puskesmas Jabung, RSUD Waluyo Jati Kraksaan, dan Rumah Sakit Rinjani Paiton. Pengurus Ponpes Nurul Jadid Faizin mengatakan mereka dilarikan ke Puskesmas dan rumah sakit untuk diberi perawatan medis.
Menurut dia, keracunan dialami puluhan santri, baik santri putri maupun putra. Kejadian itu berawal ketika para santri melakukan ibadah puasa 1 Muharram 1436 Hijriyah, Sabtu (25/10/2014). Saat bersamaan, ada pertemuan di Wilayah Dalsel. Nah, saat mau buka puasa, para santri mendapat makanan nasi kotak sisa rapat tersebut.
Pada malam hari, mereka yang memakan nasi kotak itu mual-mual dan pusing, bahkan muntah dan lemas. Pada Minggu (26/10) dini hari, semakin banyak yang keracunan. Pengurus pesantren setempat bergerak cepat, dengan membawa mereka ke rumah sakit dan puskesmas.
"Dari rapat itu, ada sisa nasi kotak yang kemudian diberikan kepada santri. Di Puskesmas Paiton sendiri ada 32 korban keracunan, diantaranya 29 santri putri dan sisanya santri putra,” kata Faizin.
Berita keracunan itu langsung menyebar. Keluarga santri langsung menghubungi pihak pesantren, salah satunya Ifa Oktavia, warga Kecamatan Kraksaan. Ifa yang memiliki adik di Dalsel, menelpon pengurus Dalsel.
“Iya, saya sudah menelpon pengurus. Kata pengurusnya, memang ada sejumlah santri yang keracunan gara-gara makan nasi kotak. Kemungkinan keracunan disebabkan oleh lauk ayam yang sudah basi,” kata Ifa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.