Menurut Hempi, dari keterangan saksi mata, Baharuddin (39) warga Jalan Hasanuddin, Kampung Inauga, api pertama kali terlihat di kios milik Ardi, Haerul dan Ira.
"Baharuddin saat itu hendak melakukan shalat subuh dan tiba-tiba mendengar suara panjang klakson dari kendaraan bermotor. Karena penasaran Bahar kembali ke rumahnya dan melihat api sudah membakar tiga kios di Pasar Sentral. Ia kemudian membangunkan warga sekitar," ujar Hempi.
Dua unit mobil pemadam kebakaran Pemerintah Kabupaten Mimika yang datang 30 menit kemudian tak dapat berbuat banyak karena api sudah menyebar membakar ratusan kios yang sebagian besar terbuat dari kayu.
Api baru dapat dipadamkan dua jam kemudian, setelah dua unit mobil pemadam kebakaran berulang kali mengisi tangki air dibantu ratusan warga sekitar menggunakan peralatan seadanya. Menurut Hempi, hingga kini, aparat Kepolisian Resor Mimika masih menyelidiki penyebab kebakaran yang menghanguskan pasar tersebut.
"Kami belum dapat melakukan olah tempat kejadian perkara karena bara api belum sepenuhnya padam," ujar Hempi.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Kebakaran Pasar Sentral Timika, merupakan kejadian kedua dalam tahun ini, setelah sebelumnya 15 September lalu. Pada saat itu, tidak kurang dari 90 kios sembako dan pakaian di Blok F Pasar Sentral Timika ludes dilalap api.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.