”Longsoran itu terjadi pada Sabtu sekitar pukul 04.00 WIT," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Sulistyo Pudjo, Minggu (14/9/2014), di Jayapura, Papua, seperti dikutip dari Kompas edisi Senin (15/9/2014).
Menurut Sulistyo, saat itu Roby dan rekannya sedang memasang besi pengaman pada langit-langit terowongan di lokasi tambang West Muck Bay menggunakan kendaraan berat. Rekan Roby bisa menyelamatkan diri tetapi Roby dan alat beratnya tertimbun tanah.
Sulistyo mengatakan, tim penyelamat dari PT Freeport Indonesia (FI) dan Polsek Tembagapura baru berhasil mengangkat jenazah korban pada Minggu sekitar pukul 00.30 WIT.
Klaim PT FI
Sementara itu, juru bicara PT FI, Daisy Primayanti, mengatakan, perusahaan menanggung seluruh biaya pemakaman dan memberikan santunan bagi keluarga Roby. Selain itu, perusahaan juga melaporkan kejadian tersebut kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Jakarta.
Daisy menyatakan, kedua karyawan itu sebenarnya telah bekerja sesuai dengan standar prosedur operasional dalam lokasi tambang. ”Musibah itu disebut ground failure atau runtuhan massa batuan," sebut dia.
Menurut Daisy kejadian semacam itu tak bisa diperkirakan oleh para pekerja sekalipun sudah mengikuti prosedur yang ditetapkan. "(Walaupun) kami juga telah memiliki alat untuk memitigasi longsor," imbuh dia.
Namun, Sekretaris Dinas Pertambangan Provinsi Papua, Fred Borai, mengatakan instansinya tak langsung percaya bahwa longsor itu adalah murni musibah.
”Senin, kami bersama tim dari Pemerintah Kabupaten Mimika akan ke lokasi kejadian untuk menginvestigasi penyebab terjadinya kecelakaan kerja itu," kata Fred. Investigasi ini bertujuan mengetahui apakah longsor itu karena prosedur perusahaan yang salah atau ada kelalaian pekerja.
Selalu pada akhir pekan
Longsor yang menewaskan Roby ini merupakan kejadian pertama pada 2014. Namun, pada 2013, longsor di areal tambang perusahaan ini terjadi di area Big Gosan dan menyebabkan 10 pekerja tewas. Saat itu 38 orang sedang mengikuti pelatihan di ruang kelas, saat area tambang itu runtuh.
Fred menambahkan, kecelakaan di areal tambang PT FI selalu terjadi pada akhir pekan, setidaknya dalam lima tahun terakhir. ”Berdasarkan catatan kami, kecelakaan kerja di Tembagapura selalu terjadi pada Sabtu. Ada kemungkinan pekerja kurang berkonsentrasi dalam bekerja. Hari itu adalah kesempatan bagi para bekerja untuk berlibur,” ujarnya.
Kepada para karyawan di lokasi tambang PT FI, Fred meminta mereka bekerja dengan ekstra hati- hati. Berdasarkan analisis Dinas Pertambangan Papua, lokasi tersebut sangat mudah terjadi longsor, dan insiden serupa sudah sering terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.