Tradisi itu adalah arak-arakan cidomo hias yang mengangkut dulang berisi ketupat menuju pusat perayaan di makam Loang Baloq. Cidomo merupakan alat transportasi tradisional yang ditarik oleh kuda, semacam delman atau andong di Pulau Jawa.
"Perayaan tahun ini sedikit berbeda, karena ada tradisi nyangkar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram Abdul Latif Nadjib, Senin (4/7/2014).
Latief menerangkan, nyangkar merupakan tradisi nenek moyang orang Sasak saat merayakan lebaran topat. Dalam tradisi ini, masyarakat melakukan arak-arakan sambil membawa dulang berisi ketupat dan makanan menuju pusat acara yaitu di makam Loang Baloq.
Dengan diiringi lantunan shalawat nabi, dulang berisi ketupat dan makanan diarak menggunakan cidomo yang telah dihias. Pada perayaan kali ini, nyangkar dimulai dari Lapangan Karang Pule menuju Makam Loang Baloq.
Sesampainya di makam, masyarakat melakukan zikir dan doa bersama untuk para leluhur. Perayaan ini kemudian dilanjutkan dengan tradisi potong ketupat dan makan bersama di Taman Loang Baloq.
Perayaan lebaran topat kali ini berlangsung meriah, di Mataram perayaan dipusatkan di dua lokasi berbeda yaitu di makam Bintaro dan makam Loang Baloq.