Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Whitono mengakui, pengawasan terhadap ancaman penyakit rabies kembali berjalan meski wilayah ini sebelumnya sudah dinyatakan bebas dari penyakit rabies.
Pengawasan tersebut dilakukan secara bersama-sama dengan Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, Yogyakarta. Hanya saja, kata Whitono, pihaknya cukup berhati-hati menjalankan pengawasan ini untuk menghindari anggapan pihaknya melegalkan pemotongan anjing.
"Kami tidak bisa melakukan (pengawasan) terbuka seperti halnya pengawasan kesehatan terhadap hewan ternak. Ini untuk menghindari kesan, seolah kami melegalkan pemotongan anjing,” kata Whitono saat dikonfirmasi di Ungaran, Jumat (9/5/2014).
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, jelasnya, hanya mengawasi hewan yang lazim dikonsumsi masyarakat. Seperti sapi, kerbau, kambing serta sejumlah ternak unggas seperti ayam dan itik. “Kalau anjing ini kan tidak semua mengonsumsi,” katanya.
Selain itu, pemotongan anjing cenderung dilakukan tertutup oleh perorangan, tidak seperti pada hewan ternak umumnya yang dilakukan di tempat resmi seperti rumah pemotongan hewan (RPH) atau rumah pemotongan unggas (RPU). “Selama ini kita tidak pernah melihat tempat pemotongan anjing,” tegasnya.
Meski begitu, pengawasan tetap dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya kembali kasus rabies di Jawa Tengah. Petugas BBVET Wates, tambahnya, masih rutin melakukan pengawasan dengan sasaran tempat- tempat yang terpantau melakukan pemotongan anjing.
“Misalnya dengan melakukan pengambilan sampel otak pada anjing yang dipotong, untuk diteliti di BBVET Wates,” tambahnya.
Whitono juga mengakui, pemotongan anjing cenderung tertutup sehingga menyulitkan pengawasan. Pihaknya mencatat sejumlah daerah di Jawa Tengah dengan konsumsi daging anjing relatif lebih tinggi, salah satunya di Surakarta.
"Ini dapat dilihat dari maraknya lapak atau warung tenda yang menawarkan menu berbahan daging anjing. Daerah dengan konsumsi tinggi seperti inilah yang menjadi sasaran pengawasan tersebut,” lanjutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.