Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2014, 22:40 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, kejahatan seksual yang dilakukan Emon terhadap ratusan anak di Sukabumi, Jawa Barat, sungguh di luar batas kewajaran. Deddy menganggap Emon sudah sakit jiwa dan gila seks.

"Kalau saya melihat (Emon) itu sudah sakit jiwa. Seperti kita tahu, korbannya anak-anak dan banyak korbannya. Tapi, artiannya sakit jiwa dalam pengertian kelainan seksual," kata Deddy kepada wartawan di Kabupaten Bandung di sela inspeksi mendadak ke sejumlah perusahaan pencemar lingkungan Sungai Citarum, Rabu (8/5/2014).

Deddy mengatakan, Emon sudah sepantasnya mendapat hukuman berat atas perilakunya itu. "Tentu (Emon) harus dihukum seberat-beratnya," ujar Deddy.

Deddy mengaku miris mendengar kejadian tersebut. Dia berharap agar kasus paedofil seperti ini tidak terjadi lagi pada kemudian hari. Untuk mengatasi kasus seperti ini, kata Deddy, ada beberapa hal yang harus dilakukan.

"Untuk (mengatasi masalah paedofil) ini, tentu yang pertama adalah penegakan hukum dulu. Artinya, pelaku yang sekarang ini agar dihukum seberat-beratnya," ujar Deddy lagi.

Kedua, lanjut Deddy, pengawasan terhadap anak mulai dari keluarga dan lingkungan harus diwaspadai.

"Jadi, bagaimana peranan keluarga, peranan pendidik karena mereka kan hidup satu di keluarga dan kedua di sekolah. Jadi, peranan keluarga dan lingkungan itu sangat penting," ujarnya.

Perilaku seperti Emon ini, menurut Deddy, bisa terjadi karena berbagai faktor. "Pertama, karena ada kesempatan dan kedua enggan ada pengawasan," katanya.

Deddy menambahkan, video porno juga menjadi salah satu penyebab utama hal ini terjadi. "Situs-situs porno sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat, maka kita juga harus membenahi itu, memblok situs-situs porno," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com