Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien yang Meninggal di Bali Dinyatakan Negatif MERS

Kompas.com - 08/05/2014, 18:53 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyatakan, pasien terduga MERS, AS (50), yang meninggal Rabu dini hari kemarin, negatif terinfeksi virus korona penyebab Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS). Keluarga AS yang diperiksa pun dinyatakan negatif.

”Kami sudah mendapatkan hasil pemeriksaan dari laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan di Jakarta dan laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar. Pasien yang meninggal itu dinyatakan negatif MERS,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya di Denpasar, Kamis (8/5).

Suarjaya mengatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan, AS meninggal karena infeksi paru, tetapi bukan akibat virus korona. Namun, ia minta masyarakat tetap waspada.

Bali menyiapkan rumah sakit rujukan, yaitu di RSUP Sanglah. Untuk mengantisipasi virus tersebut, alat pemindai suhu tubuh dipasang di Bandara Internasional Ngurah Rai.

Masih menunggu

Sementara itu, dua pasien terduga MERS hingga Kamis dirawat di ruang gawat infeksius RSUP Adam Malik di Medan, Sumatera Utara. Pihak rumah sakit dan keluarga masih menunggu hasil pemeriksaan contoh cairan usap hidung dan tenggorokan dari Balitbangkes Kemenkes.

Humas RSUP Adam Malik Sairi Saragih mengatakan, kedua pasien masih dirawat secara intensif.

Kedua pasien, SHN (55) dan SPJ (50), berasal dari Deli Serdang. Mereka baru pulang umrah, tetapi tidak dalam satu grup. Keduanya pulang ke Medan dalam kondisi demam dan batuk.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Aida Harahap mengatakan, pihaknya terus mengikuti perkembangan warganya yang terduga terinfeksi MERS dan memantau keluarga pasien.

Di Kalimantan Barat, seorang pasien terduga terinfeksi virus korona penyebab MERS juga ditemukan. Pasien berinisial J (64) itu demam dan batuk sepulang ibadah umrah.

Dari informasi yang dihimpun, J berangkat umrah pada 22 April dan kembali pada 2 Mei. Perempuan asal Desa Ampera, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, ini sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Polda Kalbar.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Andy Jap saat dihubungi dari Banjarmasin, Kamis, membenarkan ada seorang pasien terduga MERS.

Membaik

Menurut Andy, kondisi pasien sudah membaik dan dia sudah diizinkan pulang.

”Secara klinis, tim medis menyimpulkan penyakit yang diderita pasien itu bukan MERS,” ujarnya. Namun, untuk memastikannya, kata Andy, pihaknya menunggu hasil uji laboratorium dari Balitbangkes Kemenkes Jakarta.

Kondisi pasien di Pekanbaru juga telah membaik. Menurut kantor berita Antara, dokter spesialis paru dari RSUD Arifin Achmad, Azizman Saad, mengatakan, para pasien terduga MERS berangsur-angsur membaik.

”Kondisi pasien terus membaik dan suhu tubuh normal, tetapi mereka masih di kamar isolasi, sedangkan satu pasien menurut rencana bisa pulang hari ini,” kata Azizman di Pekanbaru, Kamis.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin mengatakan, ada tiga warga Pekanbaru yang terindikasi terjangkit virus korona penyebab MERS. Ketiga pasien, AT (42), Z (65) dan MS (48), mengalami gejala seperti MERS setelah pulang ibadah umrah.

Zainal mengatakan, pemerintah daerah memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk bandara dan pelabuhan bagi warga yang tiba dari Timur Tengah.

”Masyarakat tidak perlu panik. Ini adalah bentuk kehati-hatian,” katanya.

Menurut Azizman, pasien AT yang dirawat di RS Awal Bros, kondisinya sudah baik dan dia akan diizinkan pulang hari ini. Adapun pasien Z dan MS masih dirawat di RSUD Arifin Achmad.

”Apabila pada pemeriksaan malam ini kondisi MS sudah bagus, besok kami rekomendasikan untuk pulang juga,” kata Azizman. Adapun Z masih menderita sesak napas. Hasil diagnosis menyatakan, pasien itu memiliki riwayat penyakit paru kronis.

Menurut Azizman, pasien terduga yang diperbolehkan pulang tetap diobservasi ketat. Mereka diwajibkan untuk melaporkan kondisinya secara rutin kepada dokter. ”Kami terus memantau pasien yang sudah boleh pulang sampai ada hasil uji dari Laboratorium Balitbangkes Kemenkes di Jakarta,” ujarnya.

Hasil uji diperkirakan baru diketahui pekan depan. (JUMARTO YULIANUS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com