"Saya tidak tahu apakah di kalangan kiai sosok Jokowi cocok menjadi capres. Kita sudah siap mendukung sosok Jokowi," katanya.
Sementara itu, dalam acara tersebut, Djan menyatakan, ada tujuh pondok pesantren di Malang Raya yang mendapatkan bantuan rusunawa. Dia tak hanya menegaskan pernyataan bahwa program rusunawa tersebut adalah program dari kementerian yang dipimpinnya, tetapi juga dia meminta para ulama dan masyarakat di sekitar ponpes itu untuk mendoakan dirinya dan PPP.
"Saya minta doa kepada kiai. Semoga diberikan kesehatan. Jangan lupa cintai Kabah. Doakan Kabah selalu ada di hati rakyat Indonesia," katanya disambut tepuk tangan hadirin yang hadir saat itu.
Sementara itu, Suryadharma mengatakan bahwa sejak Djan memunculkan usulan membangun rusunawa di pesantren, sebagai Menteri Agama, dia langsung memuji ide tersebut. Oleh karena itu, menurutnya, tidak perlu disalahkan jika ada bendera PPP berkibar di pohon-pohon di sekitar rusunawa.
"Karena mereka saking cintanya pada Kabah," tambahnya.
Dinilai melanggar
Perilaku Suryadharma dan Djan dalam acara ini menuai kecaman. Pasalnya, mereka dinilai melakukan kampanye terselubung di dalam pondok pesantren dan dalam acara kementerian. Anggota Panwas Kabupaten Malang, George Da Silva, yang juga hadir dalam acara itu menegaskan bahwa acara tersebut sarat akan pelanggaran.
"Masuk kegiatan kampanye, apalagi digelar di dalam pesantren yang masuk dalam lembaga pendidikan," katanya.
Jika memang PPP berniat untuk melakukan kampanye terbuka, dia menyatakan seharusnya partai menggelarnya di lapangan secara terbuka dan bukan di lembaga pendidikan.
"Kita sudah kumpulkan barang bukti dan segala pelanggaran yang dilakukan. Kita akan kaji dulu dan akan laporkan ke Panwas Provinsi Jatim," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.