"Ya, banyak yang minta tolong saya juga, tapi saya juga punya keterbatasan. Baru sebatas bisa mendoakan sambil mikir juga gimana caranya jangka panjang bisa mengurangi itu (kabut asap)," kata Emil di Kampus Pascasarjana Universitas Parahyangan, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Sabtu (15/3/2014).
Emil mengatakan, untuk mengurangi kabut asap, perlu ada teknologi berupa peringatan dini (early warning system) ketika kebakaran hutan yang menjadi penyebabnya, bisa dideteksi ketika masih kecil.
"Kuncinya teknologi, harusnya ada early warning system saat apinya masih kecil. Gagasannya ke sana, kalau dulu tsunami ada early warning bukan tidak mungkin pembakaran hutan juga ada," imbuhnya.
"Jadi ketika apinya masih kecil ada petugas yang langsung memadamkan. Kalau apinya sudah gede susah dikendalikan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.