Mahrumna (70), orangtua Hanafi, mengaku, putranya itu terpaksa dipasung karena khawatir dia bakal mengulangi perbuatannya, yakni mabuk minuman keras dan kabur dari rumah.
Sehari-hari Hanafi tinggal bersama orangtuanya yang berprofesi sebagai tukang urut, di rumah berdinding papan dengan kamar yang sempit. Rumah mereka itu pun menumpang di atas tanah milik orang lain.
"Kalau rantainya dibuka, takut ia kembali mabuk arak. Pernah keluarga mencarinya, ternyata ditemukan sudah mabuk," kata Mahrumna, Selasa (11/3/2014) kemarin.
Mahrumna menjelaskan, anaknya tersebut tidaklah gila atau mengalami gangguan jiwa. Hanafi hanya memiliki keterbelakangan mental.
"Dia tidak pandai, ngamuk merusak barang, tapi tidak mengganggu orang lain. Kami memborgol hanya karena takut kabur jauh," tutur Mahrumna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.