Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub Sumsel: Perakitan Senjata Api Turun-temurun Harus Dihentikan

Kompas.com - 03/03/2014, 11:12 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com — Produksi senjata api rakitan yang dilakukan turun-temurun oleh sejumlah warga di Desa Sungai Ceper, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, harus dihentikan. Sebab, peredaran senjata api rakitan dinilai kerap memicu kekerasan antarkelompok dan menimbulkan korban jiwa.

Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki, di Palembang, Minggu (2/3), mengatakan, aktivitas perakitan senjata api itu harus dihentikan karena bisa membahayakan banyak orang.

”Banyak warga di sana memang punya kemampuan merakit senjata api. Oleh sebab itu, jangan sampai usaha perakitan itu terus berlanjut,” kata dia.

Seperti diberitakan, bentrokan dua kelompok pemuda di Dusun Tangsi, Desa Sungai Ceper, pekan lalu, menewaskan tiga orang dan melukai beberapa orang. Perselisihan antara pemuda Sungai Ceper dan Desa Gajah Mati itu diduga terjadi karena rebutan jasa angkutan kelapa sawit sebuah perusahaan swasta.

Dalam bentrokan itu, kedua kelompok saling serang menggunakan senjata api dan senjata tajam. Senjata api yang dipakai dalam bentrokan itu diduga merupakan hasil rakitan warga Sungai Ceper. Selama ini, penduduk Sungai Ceper memang dikenal sebagai perakit senjata api. Usaha ilegal ini menjadi semacam industri rumahan di wilayah itu.

Ishak menyatakan, pemerintah daerah sebenarnya sudah berupaya menghentikan perakitan senjata api di Sungai Ceper secara persuasif. Salah satunya dengan membuka peluang mata pencarian lain bagi warga.

Selain memberi bantuan modal usaha, pemda juga pernah memfasilitasi pengelolaan perkebunan kelapa sawit dengan pola inti plasma. Dengan pola itu, warga Sungai Ceper mendapat bantuan dari perusahaan kelapa sawit supaya bisa mengelola kebunnya sendiri. ”Kami juga berulang kali meminta warga yang memiliki senjata api segera menyerahkan senjata itu kepada kepolisian,” ujar Ishak.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ogan Komering Ilir Ajun Komisaris Surachman memaparkan, pihaknya berkali-kali melakukan penggerebekan terhadap usaha perakitan senjata api di Sungai Ceper. Namun, menurut dia, aktivitas perakitan senjata api di Sungai Ceper tak bisa dihentikan dengan pendekatan represif.

Sementara itu, akibat tewasnya dua warga Bima, Nusa Tenggara Barat, yaitu Aiman (35) dan Faisal (30), Polres Manggarai Barat, NTB, terus mendalami peristiwa tersebut. Keduanya ditembak setelah terjadi kontak senjata dengan staf polisi kehutanan dan Brimob dalam patroli bersama di lokasi taman.

Di Kampung Wuyuneri, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Agustina Telenggen (35), warga setempat, tewas setelah terjadi kontak senjata antara TNI dan Organisasi Papua Merdeka.(HRS/KOR/FLO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com