Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Air Bersih, Air Kali Berlumpur Pun Digunakan

Kompas.com - 29/01/2014, 12:37 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com — Tidak ada pilihan lain bagi Nur (37), warga Ketang Baru, Kecamatan Singkil, Manado. Dia harus menggunakan air yang disedot suaminya dari Kali Jengki. Walaupun air tersebut masih keruh karena bercampur lumpur, dia tetap menggunakannya untuk membersihkan baju.

"Air bersih belum jalan, tidak tahu sampai kapan harus begini. Kalau tidak dibersihkan, lumpur di baju akan kering dan baju rusak," ujar Nur, Rabu (29/1/2014).

Warga lain, Tami (54), mengeluhkan hal yang sama. Dia terlihat berupaya membersihkan perabot rumah tangganya dengan air yang sama. Semua barang di dalam rumah mereka tidak ada yang luput dari rendaman air yang disertai lumpur.

"Waktu banjir lalu itu (Rabu, 15/1/2014), rumah kami tenggelam. Air sampai di atas atap. Semua terendam. Banyak yang hilang," cerita Tami.

Kini dua ibu rumah tangga itu bersama ratusan warga lainnya di Ketang Baru berusaha memilah barang yang masih bisa digunakan lagi. Lumpur tebal telah membuat sebagian besar harta mereka rusak dan tidak bisa digunakan lagi.

"Alat-alat tukang saya habis semua dibawa banjir, tidak ada yang tersisa. Tahun 2000 lalu, barang-barang itu saya ungsikan ke loteng, tapi kali ini air melewati atap," keluh Rahman, warga lainnya.

Sudah dua pekan berlalu, baik rumah Nur, Tami, maupun Rahman belum juga bersih. Di sana-sini masih terdapat lumpur yang harus dibersihkan dengan air bersih. Pasokan air bersih memang didatangkan pemerintah daerah dan beberapa pihak. Tetapi, luasnya wilayah yang terkena banjir bandang membuat pasokan air tersebut terasa sangat kurang.

Warga berhemat menggunakan air bersih tersebut untuk keperluan masak dan mandi saja. Sementara untuk keperluan buang hajat, warga terpaksa harus pergi ke kali. Kelurahan Ketang Baru yang terletak tepat di tepi Kali Jengki yang meluap itu merupakan salah satu wilayah yang terparah diterjang banjir bandang dua pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com