Menanggapi tuduhan itu, Irawan pun membantah dan merasa ada pihak tertentu yang melontarkan fitnah terhadap dirinya.
"Ini fitnah bagi saya dan berdampak pada perusakan karier politik saya. Saya bersumpah seumur, demi leluhur, dan keturunan saya tidak akan selamat kalau saya melakukan perbuatan ini," ujar Ketut dengan nada bicara tegas.
Dia menceritakan, saat mediasi, dia meminta keluarga pelaku menemui keluarga korban untuk meminta maaf dan memberi sejumlah uang untuk biaya pengobatan. "Tapi, yang ada keluarga korban malah minta uang senilai Rp 50 juta," kata Irawan.
Irawan juga menyangsikan jika korban mengalami luka pendarahan serius. "Anak ini sehabis mediasi bermalam di rumah saya, dia pakai baju anak perempuan saya, tapi saya tidak melihat ada bekas darah, padahal dia ngakunya pendarahan," kilah Irawan.
Bahkan, dalam mediasi yang tanpa menghadiri perwakilan keluarga korban, menurutnya korban tidak mau dipulangkan kepada orangtuanya.
"Dia bilang sudah tidak pernah pulang ke rumah karena tidak diaku lagi sebagai anak oleh orangtuanya," tutur Irawan.
Bahkan, Irawan mengatakan, kasus pemerkosaan itu tidak sepenuhnya salah pelaku karena kejadian September 2013 itu merupakan kejadian yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri.
Visum
Di sisi lain, Polda Lampung mengaku telah menggali keterangan terhadap korban dan telah melakukan visum. Namun, Kepala bidang Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih belum memberi hasil visum korban.
"Kami masih lidik kasus ini. Dalam waktu dekat segera dilakukan pemanggilan terhadap tersangka. Penyidik sudah mengantongi beberapa nama tersangka," kata Sulis. (Bersambung)
Baca juga:
Diperkosa 15 orang, Uang Damai Rp 2 Juta
Gadis 14 Tahun Diperkosa 12 Orang, 1 Pelaku Anggota DPRD
Gadis Korban Perkosaan 15 Orang, Seminggu Menghilang
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.