Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Satu Jam, Samarinda Banjir Berjam-jam

Kompas.com - 23/10/2013, 18:57 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com
- Satu jam diguyur hujan, Samarinda langsung tergenang banjir, Rabu (23/10/2013). Hujan turun sekitar pukul 07.00 Wita hingga pukul 08.15 Wita. Banjir merendam sejumlah kawasan di Samarinda sampai petang.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, ratusan rumah yang berada di kawasan Samarinda Utara, Samarinda Ulu dan Sungai Pinang direndam air setinggi 30 centimeter. Ironisnya, anak-anak dan ibu-ibu rumah tangga tidak ada yang merasa kesal. Mereka menganggap banjir sudah biasa, dan membiarkan anak-anak mereka bermain air di jalanan.

“Sudah biasa banjir begini. Kalau rumahnya tinggi ya Alhamdulillah, kalau rumahnya rendah ya harus ikhlas terendam banjir,” kata Aisyah (24), warga Sempaja Samarinda Utara, Rabu (23/10/2013).

Menurut Aisyah, saat banjir datang, warga malah berlarian keluar rumah. Mereka menonton puluhan motor yang mogok atau ikut beramai-ramai mendorong mobil yang tiba-tiba mogok di jalanan.

“Kalau banjir, Samarinda pasti macet. Anak-anak kecil memilih bermain di simpang 4 lampu merah Lembuswana karena di daerah itu, banjirnya sangat dalam. Banyak kendaraan mogok, dan menjadi tontonan warga sekitar,” terangnya.

Bahkan, lanjut Aisyah, anak-anak kecil sering mencari rezeki dengan berjaga-jaga di lingkungan banjir. “Biasanya kalau banjir, banyak orang kehilangan Hp atau emas. Entah terjatuh saat mendorong motor atau hanyut terbawa banjir. Iseng-iseng berhadiah, kadang anak-anak yang bermain banjir menemukan barang-barang itu,” terangnya lantas tertawa.

Berbeda, Rusna (45), warga Jalan Antasari mengaku kesal dengan banjir ini. Tanah tempat rumahnya berdiri merupakan dataran rendah. Daerahnya kerai terendam banjir setinggi 50 centimeter. Genangan banjir itu cukup lama, bahkan hujan yang mengguyur pagi tadi, banjir masih berlangsung hingga sore pukul 17.00 tadi.

“Setiap banjir ya begini. Kalau hujanny pagi, banjirnya tidak surut-surut sampai sore. Kadang malam, baru airnya berkurang. Kami kerepotan, imbasnya semua barang perabot rusak semua,” tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com