Setelah bercerita panjang tentang awal perjalanan hidupnya hingga terjun ke dunia hitam, gadis 24 tahun ini lalu bercerita tentang pandangan orang kepada dirinya.
"Hampir semua orang tidak menyukai saya. Semua bilang saya pelacur sehingga harus dijauhi. Padahal, saya begini karena ada alasannya. Saya butuh kehidupan yang layak. Uang yang banyak untuk menafkahi keluarga saya," kata Ayu dengan nada tinggi.
Ayu, yang asalnya dari sebuah kampung di pedalaman Kalimantan Timur, datang ke Samarinda dengan harapan menjadi kaya. Sebagian mimpinya sudah tercapai. Dengan penghasilannya sekarang, dia bisa melakukan banyak hal, termasuk membiayai kehidupan keluarganya di kampung.
"Ayah saya petani, sedangkan ibu saya cuma pegawai pengupas bawang di kampung. Adik-adik saya ada lima, kasihan mereka harus hidup dengan kemiskinan. Dari situ, saya semangat pergi ke Samarinda. Saya harus menerima semua pekerjaan walaupun akhirnya saya tahu kalau pekerjaan ini adalah pekerjaan yang diharamkan agama," kata Ayu lirih.
Meski demikian, Ayu terus melakukan pekerjaannya itu. Kalau ditanya orangtua, dia mengaku bekerja di salah satu kafe sebagai kasir. "Saya tidak mau orangtua tau apa yang saya lakukan di sini. Saya harus menjaga hati mereka agar mereka tidak merasa hancur," ujar Ayu lagi.
"Lumayan lo, setiap malam dapat sejuta, tiap bulan dapat gaji lagi dari klub kalau ada job nari. Tapi, enggak bisa beli mobil, soalnya uangnya pasti dikirim ke kampung dan habis untuk berdandan," katanya.
Bicara soal dandan, Ayu memang terlihat sangat mewah. Aroma parfum mahal pun tercium setiap kali dia menggerakkan tubuhnya. "Parfum saya saja harganya jutaan. Kalau tidak punya uang, jangan coba-coba ngubungin saya deh," cetus Ayu yang berkali-kali mengaku sebagai palacur "berkelas".
Selain mempercantik diri dengan perawatan mahal, Ayu terus mengumpulkan rupiah. Seperti yang dia telah ceritakan, dia "berhasil" membeli ijazah SMA "bodong" dan berkuliah di salah satu perguruan tinggi ternama di kota itu.
"Hebat kan saya? Saya adalah pekerja seks kelas atas. Apa yang saya dapat adalah jerih payah. Saya tidak akan mengabaikan semua pendapatan hanya untuk bersenang-senang. Maka, saya harus kuliah dan berpendidikan seperti mereka yang hidupnya di kantoran," ungkap dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.