Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Mati Se-Jateng dan Yogya akibat Kesalahan Teknis

Kompas.com - 12/09/2013, 15:55 WIB
Amanda Putri Nugrahanti

Penulis

Sumber KOMPAS
SEMARANG, KOMPAS.com — Pemadaman listrik yang terjadi di lebih dari separuh wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta pada 3 September lalu disebabkan korsleting pada saluran tegangan tinggi di wilayah Purwodadi.

Hal itu dikatakan Manajer Area Pelaksana Pemeliharaan PLN Semarang Cahyo Widiadi di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng, Kamis (12/9/2013). Dia mengungkapkan, berdasarkan investigasi PLN Distribusi Jateng-DIY, korsleting itu dipicu kesalahan teknis yang dilakukan petugas saat melakukan pengembangan jaringan.

Cahyo menjelaskan, pada Selasa (3/9/2013), dilakukan pengembangan jaringan di simpul tegangan atau busbar 1 di wilayah Purwodadi. Ternyata, terjadi kesalahan dalam pelaksanaan sehingga berdampak pada busbar 2 yang terkoneksi dengan gardu induk Ungaran.  

Karena itu, saat itu juga, dua dari tiga interbush transformer (IBT) atau trafo di gardu induk Ungaran seketika mengalami trip atau padam. Karena gardu induk Ungaran merupakan jantung dari jaringan listrik se-Jateng dan DIY selain di Klaten, padamnya dua IBT tersebut menyebabkan sebanyak 4,5 juta pelanggan tidak mendapat layanan aliran listrik.  

Manajer Area Pengatur Beban Jateng-DIY Denden Ruhdani menambahkan, pembangkit listrik di Jateng-DIY yang seharusnya menghasilkan daya 2.500 megawatt (MW) hanya menghasilkan 1.500 MW saat ini. Hal itu disebabkan salah satu pembangkit listrik tenaga uap di Tambaklorok, Semarang, yang berkapasitas 1.000 MW tidak beroperasi. Sementara itu, kebutuhan daya di Jateng-DIY mencapai 3.400 MW.  

"Selain proses pemulihan jaringan membutuhkan waktu lama, ketersediaan daya di Jateng ini juga sangat terbatas sehingga harus mengambil daya dari Jabar dan Jatim. Jika pembangkit listrik ditambah, ketika terjadi gangguan, listrik pasti akan lebih cepat menyala," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com