"Pada 1998 dia mengalami kecelakaan, tempurung kepala pecah dan bolong. Ada gangguan saraf sehingga dia harus minum obat setiap hari. Jika tidak diminum, dia akan kejang-kejang," kata Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sulselbar, Kombes Pol Endi Sutendi, melalui pesan singkat, Jumat (6/9/2013) pagi, tentang kematian anak buahnya itu.
Polisi ini adalah Aiptu Rahman Abbas (42). Sehari-hari dia adalah anggota satuan polisi lalu lintas di Polsek Mamajang, Makassar. Keterangan mengenai kecelakaan hingga keharusan mengonsumsi obat setiap hari itu, didapatkan Endi dari keterangan istri Rahman.
Sebelumnya, Rahman ditemukan tewas di rumahnya di BTN Griya Asindah Kelurahan Mangalli, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Kamis (5/9/2013) sekitar pukul 17.00 Wita. Dia ditemukan pertama kali oleh anaknya, Dinda Fadilah (9), yang baru pulang sekolah.
Saat ditemukan, Rahman ada di kamarnya, dengan kondisi mulut dan hidung berbusa serta mengeluarkan darah. Dinda langsung meminta tolong kepada tetangga yang langsung menghubungi Rita Muliati (39), istri Rahman. Polisi yang datang kemudian setelah mendapat informasi, langsung memasang garis polisi dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.