Menurut adik kandung almarhum, Sritomo Wignyosoebroto, menyemayamkan guru besar di FISIP Unair sudah merupakan tradisi. "Ini adalah bentuk penghormatan oleh sivitas akademika. Di Undip Semarang tadi, jenazah almarhum juga diperlakukan sama," katanya di rumah duka, Senin (2/9/2013) malam.
Sementara itu, menyemayamkan jenazah di rumah dinas saat ini, kata dia, adalah permintaan keluarga besar. "Almarhum selama berkarier di Universitas Airlangga tinggal di rumah dinas ini sejak 1938," jelasnya.
Profesor Sutandyo meninggal dunia pada usia 81 tahun, di Rumah Sakit Elizabeth, Semarang, akibat penyakit hipertensi dan stroke yang dideritanya, Senin (2/9/2013) pagi. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga putri.
Sepanjang hidupnya, almarhum mendedikasikan karier untuk merintis dan membangun FISIP Unair. Dia pernah menjadi anggota Komnas HAM pada 1997 hingga 2002, dan pernah menerima penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun 2011.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.