Dari keterangan yang dihimpun Kompas.com, kejadian itu bermula dari pertengkaran beberapa warga saat karnaval Desa Banyuurip untuk memperingati HUT Ke-68 Kemerdekaan RI, Sabtu malam (31/9/2013). Beberapa pemuda Dusun Sorobayan memperingatkan salah satu grup kesenian peserta karnaval yang diduga sedang mabuk minuman keras.
Grup kesenian itu diketahui dari Gendengan RW 3, Dusun Banyuurip, Desa Banyuurip. Karena tidak terima diperingatkan, kedua belah pihak itu lalu terlibat pertengkaran. Tidak ingin permasalahan semakin keruh dan perkepanjangan, kedua belah pihak berinisiatif melakukan musyawarah di Balai Desa Banyuurip, Senin siang. Musyawarah dihadiri pula oleh perangkat desa, tokoh masyarakat dari kedua dusun, tokoh agama dan kepolisian.
Kepala Dusun Sorobayan, Sholeh mengatakan, dalam musyawarah tersebut sejatinya kedua belah pihak telah bersepakat damai. Bahkan kedua pihak sudah saling bersalaman. "Kita sudah sepakat damai, bahkan sudah bersalaman satu sama lain," ujar Sholeh.
Saat musyawarah berlangsung, lanjut Sholeh, terdapat juga beberapa warga lain ikut berkerumun di luar gedung balai desa. Seusai musyawarah dan baru saja perwakilan dua dusun itu keluar dari ruang balai desa, malah kembali terjadi lagi percekcokan hingga akhirnya kedua massa saling adu fisik.
Polres Magelang langsung menerjunkan sekitar 2 pleton pasukan untuk mengamankan lokasi kejadian. Mereka akan disiagakan di lokasi kejadian hingga keadaan benar-benar kondusif. “Kami terus melangsungkan upaya damai dengan mempertemukan beberapa tokoh,” terang Kasubag Humas Polres Magelang AKP Gede Mahardika saat dihubungi.
Hingga berita ini ditulis, kedua belah pihak saat ini tengah melakukan mediasi tahap kedua di Mako Polres Magelang. "Diharapkan, masalah ini tidak lagi melebar dan cepat selesai," tutur Gede.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.