Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusakan Kantor "Radar Madura" karena Pemberitaan

Kompas.com - 27/06/2013, 17:51 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

BANGKALAN, KOMPAS.com — Perusakan kantor harian Radar Madura Biro Bangkalan (Jawa Pos Grup), Jawa Timur, Kamis (27/6/2013), yang dilakukan 15 orang tak dikenal, disebabkan karena masalah pemberitaan. Berita tersebut tentang pungutan liar terhadap 1.300 tenaga harian lepas (THL) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangkalan dan kampung narkoba.

Koordinator Liputan Radar Madura Amiruddin kepada Kompas.com menjelaskan, kedatangan 15 warga itu karena keberatan soal berita tentang THL yang diterbitkan pada Selasa dan Rabu kemarin. Namun, sebelum pihak Radar Madura menjelaskan, salah satu dari 15 warga itu keburu menghunjamkan pukulan ke tubuh Kepala Biro Radar Bangkalan, Hariyanto.

Selain memukuli Hariyanto, belasan pria yang diduga preman tersebut merusak sejumlah fasilitas kantor, seperti meja dan kursi, televisi, serta beberapa inventaris kantor lainnya.

“Setelah mereka puas merusak, kemudian pergi begitu saja,” terang Amiruddin.

Selain keberatan soal pemberitaan tentang pungutan THL, diduga pula perusakan itu terkait dengan pemberitaan tentang kampung narkoba yang ada di Bangkalan. Kampung narkoba tersebut kemudian digerebek aparat kepolisian dari Polda Jawa Timur pada Juni ini.

Sebelum penggerebekan, beberapa hari sebelumnya, sejumlah media di Bangkalan gencar memberitakannya. Tak luput pula di dalamnya yakni Radar Madura.

Sementara itu, anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya di Madura, Muhammad Ghozi, mengatakan, tidak seharusnya terjadi aksi kekerasan dan perusakan kantor sebuah media. Apalagi persoalannya hanya keberatan soal pemberitaan.

“Kan ada hak jawab yang bisa ditempuh sehingga tidak ada persoalan kekerasan yang harus ditempuh oleh masyarakat,” katanya.

Sebelumnya, sebanyak empat mobil berisi 15 orang mendatangi kantor Radar Madura sekitar pukul 10.15 WIB. Di antara mereka ada Kepala Desa Langkap Jufri. Selain merusak sejumlah fasilitas, salah satu di antara mereka ada mengeluarkan pesan bernada ancaman.

“Di sini Bangkalan dan jangan banyak tingkah. Kalau orangtua kami mau dipermalukan, kami tidak terima,” kata Amiruddin menirukan nada ancaman salah satu preman tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com