Salin Artikel

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

NUNUKAN, KOMPAS.com – Kondisi runway atau lintasan pesawat di Bandara Binuang, Krayan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami penurunan atau tanah amblas.

Akibatnya, runway dengan panjang sekitar 1.100 meter di Bandara Binuang, kurang memadai untuk pendaratan nyaman bagi pesawat perintis.

Padahal, Bandara Binuang, merupakan salah satu bandara yang menjadi tujuan pengiriman sembako, untuk kebutuhan warga perbatasan RI – Malaysia.

"Ada bagian runway pesawat di Bandara Binuang amblas dan bisa mengakibatkan pesawat pengangkut Sembako tergelincir. Kondisi begitu sudah lebih setahun, dan belum ada perbaikan hingga sekarang," ujar Kabid Sarpras Dinas Perhubungan Nunukan, Markus, Kamis (18/4/2024).

Markus mengatakan, selama ini pembangunan yang dilakukan masih sebatas pengaspalan jalan menuju bandara, juga pembangunan pagar keliling bandara.

Untuk areal dalam bandara, seperti runway atau gedung bandara, belum ada proyek pembangunan yang dilakukan.

"Jadi ada longsor juga yang terjadi di ujung bandara. Tapi karena pilotnya sudah hafal kondisi jalurnya, makanya pendaratan bisa berjalan mulus," katanya lagi.

Markus berharap, amblasnya runway Bandara Binuang segera mendapat perhatian serius.

Meski masih bisa dilewati dengan kejelian pilot pesawat perintis yang cukup hafal lokasi runway yang amblas, bandara seharusnya memiliki standar runway yang baik demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

"Apalagi penerbangan subsidi untuk sembako dilakukan seminggu tiga kali. Jadi kondisi runway yang amblas harus menjadi perhatian khusus," tegasnya.

Markus mengaku Dinas Perhubungan tidak pernah bersurat untuk memberitahukan keadaan runway yang berpotensi membahayakan pesawat tersebut.

Selain Dinas Perhubungan Daerah tidak memiliki kewenangan apapun terkait bandara, anggaran pemeliharaan dan anggaran untuk melihat langsung keadaan bandara, juga tidak dialokasikan oleh Kementrian Perhubungan bagi Pemda.

Faktor geografis dan anggaran yang tidak sedikit untuk menuju dataran tinggi Krayan, membuat Dinas Perhubungan Nunukan, tidak tahu terlalu detail keadaan bandara Binuang.

Markus menuturkan, meski Dishub Nunukan tidak bersurat ke Kementrian menyoal kondisi runway Bandara Binuang, tapi sekitar akhir 2022, ada serah terima pekerjaan pagar keliling bandara kepada PPK dari Kementrian.

"Saya rasa, keadaan tersebut sudah diketahui pusat. Pernah ada pembicaraan lisan juga. Kalau untuk bersurat, kembali pada kewenangan Pemda yang tidak ada ya," tegasnya.

Kekhawatiran Markus juga bukan tidak berdasar, pernah suatu kali, masyarakat Binuang melaporkan pernah menarik pesawat perintis yang melewati bagian runway amblas.

Akibatnya, warga setempat bergotong royong untuk menarik pesawat secara manual agar kembali melintas di bagian runway yang bagus.

"Jadi memang butuh perhatian semua pihak. Karena Bandara Binuang adalah salah satu bandara untuk lokasi pengiriman Sembako bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat perbatasan Negara," kata Markus.

Untuk diketahui, Bandara Binuang, awal mulanya dibangun pada masa misionaris dalam penyebaran agama dan misi kemanusiaan.

Kala itu masyarakat Krayan Tengah membuat bandara secara swadaya dengan alat seadanya.

Bandara ini juga yang menjadi salah satu tumpuan warga Krayan untuk bisa mengakses transportasi udara, dengan rutinitas pengangkutan Subsidi Ongkos Angkut (SOA) orang dan barang.

Di kecamatan Krayan, ada tiga bandara yang aktif beroperasi, masing-masing, Bandara Long Bawan, Bandara Long Layu dan Bandara Binuang.

Usulan pengembangan pembangunan bandara Binuang ini juga didasari beberapa insiden kecelakaan pesawat yang mendarat saat musim hujan.

Maskapai Susi Air jenis Pilatus, tercatat pernah tergelincir di bandara ini pada 17 Desember 2018 silam.

https://regional.kompas.com/read/2024/04/18/233815878/lebih-dari-setahun-runway-bandara-binuang-rusak-akibat-tanah-amblas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke