Salin Artikel

Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Polisi menyebut ND menyuruh pelaku DM (21) untuk pura-pura menjadi begal dan menusuk Mirna dengan senjata tajam hingga korban tewas.

Saat Mirna dinyatakan meninggal, ND pun pura-pura menangis histeris di RSUD Kota Kendari.

Kasus tersebut berawal saat ND, anak menantu mengajak Mirna untuk berbelanja di Kendari pada Minggu (7/4/2024) sekitar pukul 08.00 Wita.

Mereka hanya keluar berdua, sementara suami dan anak ND tak diajak.

"Saat itu pelaku ND dan mertuanya M (korban) masih berada di rumah yang ada di Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe," kata Kapolresta Kendari Kombes Pol Aris Tri Yunarko dalam konferensi persnya, Rabu (17/4/2024).

Pelaku dan korban berangkat menuju Kota Kendari menggunakan kendaraan mobil dari rumah di Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe.

Saat di Kendari, pelaku dan korban sempat ke Pasar Andonuhu untuk berbelanja kebutuhan dapur.

Setelah itu, ND mengarah ke bundaran dekat RSUD Kota Kendari hendak menuju salah satu pusat perbelanjaan di Kota Kendari.

Kemudian pelaku bersama korban mengarah ke Indogrosir untuk berbelanja kebutuhan lain.

Setelah berbelanja, pelaku dan korban keluar dan sempat kembali ke sekitar bundaran dekat RSUD Kota Kendari.

"Setelah berbelanja di Indro grosir, pelaku dan korban sempat beberapa kali memutar di bundaran Citraland dengan kendaraan mobilnya," ucap Kapolresta Kendari itu.

Lalu pelaku membawa mobil ke arah arah kompleks kantor DPRD Kota Kendari, tepatnya di Jalan Madusila, Kecamatan Poasia, sekitar pukul 14.30 Wita.

Tak lama kemudian, tidak jauh dari kantor DPRD Kota Kendari ada pelaku lelaki CM (21) yang sudah menunggu mobil ND.

CM lantas menjegat lalu membuka pintu dan langsung masuk di dalam mobil ND.

"CM duduk pas di belakang korban M (51)" jelas Kapolresta Kendari.

Lalu CM menjerat leher korban yang ada di depannya. Tak hanya itu, CM juga mengambil pisau yang sudah disiapkan dan menusukkannya ke leher korban beberapa kali.

Setelah itu, ND bergegas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Poasia dan mengaku menjadi korban begal.

Saat itu ND mengaku mobilnya dihentikan oleh pelaku yang mengatakan ban mobilnya bocor. Saat ND turun mengecek kondisi ban, mengaku melukai mertuanya dan mengambil barang-barang berharganya.

"Katanya dibegal dan kecurian, semua barang-barangnya diambil. Ternyata itu adalah hanya sandiwara perempuan ND untuk mencoba menutupi dan berusaha mengaburkan peristiwa pembunuhan yang sudah direncanakannya," kata dia.

Kombes Pol Aris Tri Yunarko menyebut korban diperkirakan meninggal dunia sekitar lima menit usai dijerat dan ditusuk beberapa kali bagian lehernya.

"Jadi dalam hasil penyelidikan yang dilakukan, pelaku ND dan CM ini sudah merencanakan peristiwa pembunuhan terhadap korban M," ujarnya.

Dari pengakuan CM, polisi pun akhirnya mendapati fakta begal hanyalah kedok untuk membunuh Mirna atas suruhan dari menantunya, ND.

Rencana pembunuhan M tersebut dirancang di salah satu warung bakso yang ada di Kota Kendari pada Minggu (7/4/2024).

Saat itu, sekitar pukul 08.00 Wita, ND dan CM janjian di warung bakso.

Kata ND, awalnya ia meminta CM membusur mertuanya. Namun, CM mengatakan kalau dibusur kemungkinan Mirna masih akan hidup.

"Ini mertuamu toh kalau dibusur, lama prosesnya belum tentu dia mati kalau dibusur," ujar ND menirukan percakapan CM dengan dirinya.

Kata ND, CM pun kemudian menawarkan untuk langsung membunuh mertuanya itu ketika sedang berbelanja bahan kue di Kota Kendari.

ND mengaku sempat takut dengan aksi yang akan dilakukan CM, namun CM meyakinkan aksinya itu tak akan diketahui.

Ia berjanji akan menggunakan sarung tangan agar tidak meninggalkan sidik jari di dalam mobil.

"Yang penting aman toh," tanya ND kepada CM.

Setelah sepakat dengan rencana pembunuhan itu, ND pun memberikan uang RP1,5 juta.

Mereka juga melakukan perjanjian jika berhasil membunuh Mirna, CM akan mendapakan uang Rp 75 juta dan uang Rp 4 juta per bulan selama tiga tahun.

ND mengaku saat sedang membawa mertuanya ke arah Indogrosir, CM sempat menghubunginya.

"Nanti pelan-pelan saja kamu bawa mobil," kata ND menirukan pesan CM.

Ia kemudian memberhentikan mobilnya di depan Kantor DPRD Kota Kendari.

Ketika berhenti, CM pun kemudian masuk ke dalam mobil dan langsung mengeksekusi M dengan cara menikamnya beberapa kali.

Lalu ia kembali memarkir mobilnya di depan Kantor DPRD Kota Kendari dan meminta tolong jika dirinya sudah menjadi korban begal.

Dalam rilis pengungkapan kasus menantu bunuh mertua itulah, ND mengungkapkan motifnya membunuh mertua.

“Kalau masalah itu memang saya ada dendam dengan orangtuanya. Saya dendam begini pak,” kata dia.

ND merasa selama ini tak pernah dianggap pihak keluarga suaminya sejak menikah sekitar tiga tahun silam.

“Dari semenjak saya menikah sama suamiku sampai hari itu juga saya tidak pernah dianggap bagaimana di keluarganya pak,” ujarnya.

ND juga menyebut ia selalu ditudiong oleh keluarga suaminya yang bekerja sebagai honorer di salah satu instansi pemerintahan.

“Selalu saya dituduh kalau saya tidak pernah kasih uang keluarganya,” kata wanita kelahiran Jakarta tersebut.

“Saya katanya yang halang-halangi katanya anaknya suamiku itu kasih ke orang tuanya uang,” jelasnya.

Belum lagi dia dituduh suka foya-foya sehingga sang suami tak pernah memberi uang ke keluarganya.

“Saya katanya yang foya-foyakan uang katanya. Makanya suamiku tidak pernah kasihkan uang ke keponakannya, sama orang tuanya,” katanya.

ND pun mengungkap pemicu lainnya yang juga membuatnya sakit hati kepada sang mertua.

“Disitu juga sakit hatiku pak, dia sempat kasih jatuh anakku,” jelasnya.

Insiden itu pun berujung ‘konflik’, meski dia sudah meminta suaminya untuk menjadi penengah.

“Saya minta suamiku jadi penengah di situ tapi...,” ujar ND yang mengenakan jilbab berwarna hitam.

Berbagai persoalan dan konflik dengan sang mertua pun membuat dirinya sakit hati dan dendam.

“Iya pak, saya sudah tumpuk-tumpuk mi. Sakit sekali mi hatiku,” kata ND.

Sementara itu IR, suami ND mengatakan istrinya tak menyukai ibunya. Selain itu ia menyebut ND tak suka saat dirinya berkomunikasi dengan keluarganya.

“Memang ini orang (ND) tidak mau kalau saya berhubungan dengan keluargaku,” jelasnya di Mapolresta Kendari.

IR pun mengakui dirinya dan sang istri pun sering kali bertengkar.

“Saya dengan istriku sering bertengkar, bukan sering tiap kali,” ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Kiki Andi Pati | Editor: Robertus Belarminus, Dita Angga Rusiana), TribunnewsSultra.com

https://regional.kompas.com/read/2024/04/18/183800778/kronologi-menantu-otaki-pembunuhan-mertua-di-kendari-korban-sempat-diajak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke