Salin Artikel

DBD di Jabar Sentuh 11.000 Kasus, Cuaca dan Kebersihan Jadi Pemicunya

Dinas Kesehatan Jabar mencatat hingga 20 Maret 2024, angka DBD di Jabar menyentuh 11.058 kasus, dan kematian 96 orang.

Lantas faktor apakah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan menular melalui nyamuk aedes aegypti ini meningkat pada tiga bulan pertama 2024 ?

Kepala Dinas Kesehatan Jabar Vini Adiani Dewi mengatakan, DBD merupakan penyakit sepanjang tahun dan pada kondisi tertentu akan mengalami peningkatan.

Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi melonjaknya DBD, pertama karena cuaca dan kedua yaitu lingkungan akibat dari kebiasaan masyarakat yang tak menerapkan hidup bersih dan sehat.

Menurut dia, peningkatan kasus ini berbanding lurus dengan meningkatnya perkembangbiakan nyamuk pembawa virus dengue akibat faktor cuaca.

Terlebih nyamuk tersebut sangat menyukai lokasi-lokasi genangan air yang banyak terjadi pada pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.

"Pada saat pancaroba ini banyak air menggenang karena, tidak langsung kering dan teralirkan itu biasanya terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret sampai April," ujar Vini saat dihubungi, Minggu (24/3/2024).

Dia menyebut, peningkatkan jumlah penyakit DBD mulai terjadi pada Januari sebanyak 4.714 kasus dan Februari 5.673 kasus. Namun, pada Maret mulai mengalami penurunan yakni dengan 671 kasus yang tercatat.

"Alhamdulillah ada penuruan. Tetapi kita masih mengalami panas hujan tetap harus waspada terus dilakukan," kata Vini.


Selain cuaca, Vini juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang masih buang sampah sembarangan dan tidak membersihkan tempat-tempat penampungan air.

"Sanitasi lingkungan menjadi faktor penentu meningkatknya DBD, misalnya saja tidak ada tempat memungkinan untuk berkembang biaknya nyamuk DBD, maka penularan DBD tidak akan terjadi," terangnya.

Dinkes Jabar pun tak pernah henti-hentinya mengajak masyarakat untuk menerapka gerakan 3M plus sepanjang tahun mulai dari menutup tempat tempat air, menguras atau membersihkan air 1 minggu sekali, dan memanfaatkan benda benda yang tidak terpakai.

"Plusnya itu memelihara ikan yang memakan jentik nyamuk di tempat penampungan air, menanam tanaman seperti lavender atau yang tidak sukai nyamuk, dan tidak menggantung pakaian," tambahnya.

Vini menambahkan, Dinkes Jabar telah melakukan pencegahan melonjaknya kasus sejak akhir tahun lalu.

Namun yang terpenting adalah masyarakat harus berperan aktif menjadi lingkungan agar tetap bersih.

"Kita sudah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan, lala kita juga sudah mengirimkan logistik untuk DBD seperti larvasida, abate, pemeriksaan DBD dengan NS1 untuk deteksi dini. Lalu kita juga sudah kirim APD untuk fogging pencegahan DBD," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/24/150914278/dbd-di-jabar-sentuh-11000-kasus-cuaca-dan-kebersihan-jadi-pemicunya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke