Salin Artikel

Merdunya Suara Napi dari Balik Lapas Selama Ramadhan

Khusus pada Ramadhan, pihak Lapas juga mengadakan lomba musabaqah tilawatil quran (MTQ).

Perlombaan itu digelar di Masjid Asshabiriin Lapas Palopo.

Para napi terlihat antusias mengikuti lomba musabaqah tilawatil quran (MTQ) baik pria maupun perempuan dan lomba Azan.

Mereka bergantian melantunkan ayat suci Al Quran setelah panitia memanggil namanya untuk tampil.

Penampilan mereka mewakili blok dalam Lapas, tak berbeda dengan MTQ biasanya, mereka juga melantunkan ayat suci Al Quran bahkan mereka terlihat memukau.

Salah satunya adalah Satriabang. dia melantunkan surah Al-Baqarah dan membuat para napi tertegun haru dan meneteskan air mata saat melantunkannya dengan merdu.

Menurut Satriabang, sebelum dirinya menjadi warga binaan Lapas Palopo, dia sempat menjadi pengajar tilawah beberapa masjid di Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan,  bahkan sempat memiliki santri hingga seratus orang, hanya saja dia terjerat kasus pidana.

“Memang ada dasar mengaji, saya pernah guru tilawah empat masjid, semua santri saya ada seratus orang, tetapi saya berakhir di sini, saya harus menghadapi hukuman 2 tahun dan baru 5 bulan saya jalani,” kata  Satriabang, Kamis (14/3/2024).

Satriabang mengatakan, saat mengaji dirinya menghayati dan mengingat keluarganya, anak dan cucu serta suami di kampung.

“Memang kalau mengaji harus mendasari dari hati, sampai saya ingat suami, anak dan cucu apalagi saat di bulan puasa saya disini harusnya ditengah-tengah keluarga,” katanya lagi.

Satriabang mengungkapkan, jika selama di Lapas Palopo dirinya bisa berbaur dengan rekannya dan saling memberi pelajaran mengaji dan memperdalam agama.

“Ilmu yang selama ini terpendam bisa diasah kembali, juga bisa bersilaturahmi dengan kawan kawan lainnya,” katanya lagi.

Sementara itu, di dalam masjid Lapas, sebagian para napi serius membaca atau tadarus Al Quran dan ada yang melakukan lomba azan antar blok.

Pembinaan warga binaan atau napi Lapas Palopo sendiri dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palopo dengan menitik beratkan pada pembinaan dasar seperti Tajwid atau perbaikan membaca Al Quran kepada napi yang dilaksanakan setiap Senin.

Pembinaan dari Kemenag

Sementara pada Kamis dilaksanakan pembinaan Fiqih atau ibadah dimulai dari tata cara wudu, tata cara Shalat termasuk pembinaan penyelenggaraan jenazah.

“Jadi kami pada Senin dan Kamis banyak penyuluh agama se-Kota Palopo masuk memberi pembinaan, jadi masing-masing memberi bimbingan sesuai kompetensi mereka, dan bagusnya di dalam Lapas ini yang kami rasakan dibanding masyarakat di luar jika ditandingkan mereka warga binaan ini mereka lebih di atas daripada yang di luar karena  keinginan mereka untuk belajar sangat tinggi dan waktunya banyak,” jelas Pitri Makmur, Ketua Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia Kota Palopo.

Pihaknya memberi edukasi kepada napi bahwa mereka bagaikan tinggal di pondok pesantren selama di lapas dan kegiatan di pondok pesantren hampir sama di Lapas.

“Jadi mereka rugi kalau apa yang mereka bawa masuk itu juga dibawa keluar, jadi kami harap setelah mereka keluar nanti mereka bisa diterima baik oleh masyarakat umum kembali jadi tujuan pembinaan minimal perbaikan akhlak mereka,” jelasnya lagi.

Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik, Baso Hafid mengatakan, pembinaan selama bulan Ramadhan difokuskan pada kerohanian atau pembinaan keagamaan dan diadakan lomba seperti MTQ dan lomba Azan.

“Peserta lomba MTQ ada 16 warga binaan terdiri dari perempuan 4 dan laki-laki 12 orang, kemudian lomba Azan diikuti 21 orang, juga setelah Tarawih diadakan tadarus yang diikuti 6 orang,” kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/15/123000478/merdunya-suara-napi-dari-balik-lapas-selama-ramadhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke