Salin Artikel

Cerita Harjono, Petani di Delanggu Beralih ke Pupuk Organik untuk Tanam Padi

KLATEN, KOMPAS.com - Petani di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mulai beralih menggunakan pupuk organik untuk tanaman padinya.

Mereka menggunakan pupuk organik sebagai alternatif mengingat harga pupuk kimia yang cenderung mahal dan sulit didapatkan.

Salah satu petani yang menggunakan pupuk organik adalah Harjono.

Meski diakui dirinya masih menggunakan pupuk kimia, Harjono sedikit demi sedikit sudah mulai menggunakan pupuk organik untuk tanaman padinya.

Sampai saat ini, Harjono masih mendapat jatah pupuk bersubsidi dari pemerintah meski jumlahnya tidak banyak.

Untuk memenuhi kekurangan itu, Harjono harus membeli pupuk sendiri dari luar yang non subsidi.

"Pupuk subsidi petani semuanya dapat. Biasanya kurang. Tapi ini bisa disiasati dengan pupuk organik, pupuk cair," kata Harjono kepada Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Harjono mengaku, sudah puluhan tahun menggarap sawah. Ia mempunyai lahan pertanian seluas 6 hektar. Setiap tahunnya Harjono bisa tiga kali tanam padi.

Setiap musim tanam padi, Harjono membutuhkan sekitar 8 kuintal atau 16 sak pupuk urea dan lima kuintal atau 10 sak pupuk phonska.

Jatah pupuk subsidi yang dia terima tersebut, ungkap Harjono masih kurang.

"Ya kurang. Paling tidak kebutuhan pupuk saya 3 ton. Kalau (bantuan) pupuk hanya dua musim tanam satu tahun. Lha saya kan satu tahun bisa tanam tiga kali. Jadi masih kurang," ungkap dia.

Harjono menyampaikan, jatah pupuk bersubsidi yang diterima untuk dua kali masa tanam. Padahal, dalam setahun lahan pertaniannya bisa tiga kali tanam.

"Karena satu musim tidak ada alokasinya RDKK-nya nggak masuk kita harus cari dari luar. Ya saya beli organik. Saya berusaha mengurangi pupuk kimia. Dialihkan ke pupuk organik. Baik yang bantuan pemerintah maupun ada kita beli dari luar," jelas Harjono.

Lebih lanjut, Harjono menerangkan, penggunaan pupuk organik baik untuk tanaman padinya. Hasil produksi padinya pun dinilai bagus. Satu hektar lahan bisa menghasilkan tujuh ton padi.

"Satu hektar rata-rata kalau musim kemarau itu bisa tujuh ton. Kalau musim hujan itu bisa 5,5 ton - 6 ton," jelas Ketua Gapoktan Tani Makmur, Desa Kepanjen, Delanggu, Klaten.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/07/171711878/cerita-harjono-petani-di-delanggu-beralih-ke-pupuk-organik-untuk-tanam-padi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke