Salin Artikel

Mengintip Tradisi Nyadran di Karanggude Kulon Banyumas, Sembelih Kambing dan Doa Bersama

Acara digelar di kompleks pemakaman Syekh Murokhidin atau dikenal dengan nama Kabunan yang merupakan tokoh penyebar agama Islam di desa tersebut.

Acara diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan makan bersama.

Dalam acara itu, warga juga menyembelih tiga ekor kambing.

Tradisi turun-temurun

Koordinator acara Ahmad Subandi mengatakan, tradisi nyadran ini dilakukan secara turun-temurun setiap menjelang bulan suci Ramadhan, tepatnya pada hari Kamis Wage atau Kamis Manis.

"Pertama, ini sebagai ajang silaturahmi, sebab selama setahun ini kita disibukkan dengan kegiatan masing-masing sehingga jarang bertemu," kata Subandi di sela acara, Kamis.

Kedua, acara ini sebagai wujud rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan limpahan kebaikan selama setahun terakhir ini.

"Ketiga, kenapa acara digelar di bulan Syakban atau Ruwah, tujuannya mendoakan roh atau arwah leluhur. Kami menyembelih kambing ini untuk sedekah, dibagikan kepada semua yang datang," ujar Subandi.

Sementara itu, Kepala Desa Karanggude Kulon, Sutarko mengatakan, acara ini juga diikuti warga dari luar desa.

"Ada warga desa lain juga datang ke sini, yang anak keturunan dari Desa Karanggude Kulon pasti datang," kata Sutarko.

Warga datang membawa makanan lengkap beserta lauk pauk.

Setelah doa bersama, makanan tersebut dibagikan kembali kepada warga.

"Acara ini sekaligus untuk melestarikan tradisi dan sejarah, makam ini sudah ada lebih dari 700 tahun yang lalu," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/29/173525378/mengintip-tradisi-nyadran-di-karanggude-kulon-banyumas-sembelih-kambing-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke