Salin Artikel

Kronologi Kematian Pria Asal Lampung di Hotel Kawasan Puncak Cianjur, Berawal dari Kencan

Belakangan terungkap jika AR tewas setelah kencan dengan seorang pria berinisial YD (24).

Kasus kematian AR berkaitan dengan perilaku erotis bondage, dominance, sadism, dan masochism (BDSM) yang dilakukan pelaku dengan korban.

Kasus tersebut berawal saat pelaku membuat status ingin melakukan aktivitas seksual BDSM. Status tersebut direspon dengan korban dengan mengirim pesan ke pelaku.

Mereka kemudian melakukan perjanjian bertemu di Cianjur.

"Jadi korban jauh-jauh dari lampung datang ke Cianjur namun sebelumnya dalam komunikasi pelaku meminta kepada korban untuk menyiapkan peralatan-peralatannya di antaranya lakban, pakaian kain dan topeng,” ucap Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan.

Saat berkomunikasi via media sosial, pelaku dan korban membuat kesepakatan jika korban bisa melayani akan diberikan uang Rp1 juta oleh pelaku.

Namun sebaliknya jika korban tidak bisa melayani, korban harus memberikan uang Rp 1 juta.

Korban kemudian datang dari Lampung ke Jakarta dan memesan hotel melalui aplikasi pada Mingggu (18/2/2024).

Di hari yang sama, ia datang seorang diri pada pukul 13.00 WIB.

Lalu pada Rabu (21/2/2024) pagi, pihak hotel menerima telepon dari kamar korban dan meminta bantuan pada receptionis. Namun saat dicek, ketukan pintu oleh karyawan tak direspon.

Pada Rabu siang, petugas hotel kembali ke kamar yang disewa korban dan melihat pintu kamar dalam kondisi terbuka.

Saat dicek, karyawan melihat tubuh manusia tergeletak terbungkus kain hitam dengan kondisi kepala terikat lakban.

Kapolres Cianjur mengatakan saat melakukan aktivitas seksual, YD emosi karena terkena kencing AR.

“Saat melakukan perbuatan menyimpang tersebut, korban diikat atau dililit menggunakan kain dan lakban, namun pada saat melakukan aktivitas seksual tersebut ternyata korban ini kencing sehingga membuat pelaku marah," kata dia.

Pelaku yang marah kemudian meninggalkan korban dalam kondisi terlilit kain dan lakban, termasuk di bagian wajah.

Korban ditinggalkan dalam kondisi lemas di dalam kamar terbungkus kain hitam dan terlilit lakban.

Keesokan harinya, pelaku berusaha menghubungi pihak hotel untuk menyampaikan bahwa ada tamu hotel yang butuh bantuan di kamar.

Saat itu lah petugas hotel masuk kamar dan menemukan korban dalam kondisi tewas.

Kapolres Cianjur menyebut, motif pelaku meninggalkan korban dalam kondisi lemas tak berdaya karena perjanjian tak sesuai dengan kesepakatan dan kencing korban yang mengenai pelaku.

"Bahkan ada bekas lakban di leher korban sehingga di duga korban meninggal dunia akibat kehabisan nafas," katanya.

Kepada polisi, pelaku mengaku sudah melakukan aktivitas seksual BDSM sekitar 10 kali, namun dengan korban, pelaku melakukan secara ekstrim.

Sementara itu terkait tulisan "ini keinginan saya" yang ditulis di atas sprei, ternyata ditulis oleh pelaku.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Cianjur AKP Tono Listianto.

"Itu ditulis sendiri oleh pelaku, menggunakan spidol," kata Tono di Markas Kepolisian Resor Cianjur, Jumat (23/2/2024) petang.

"Itu tujuannya untuk menyamarkan motif seakan-akan yang nulis itu korban," tambah dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Firman Taufiqurrahman | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Jabar

https://regional.kompas.com/read/2024/02/24/092500078/kronologi-kematian-pria-asal-lampung-di-hotel-kawasan-puncak-cianjur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke