Bawaslu Sikka Terima Laporan Dugaan Kecurangan Pemilu Saat Penghitungan Suara

SIKKA, KOMPAS.com - Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), menerima laporan dugaan kecurangan saat pengitungan suara Pemilu 2024. Laporan itu disampaikan oleh calon Anggota Legislatif (Caleg) Partai Amanat Nasional (PAN) daerah pemilihan Sikka 1, Erniwati Merinaldis.

Ketua Bawaslu Sikka, Florita Idah Djuang menerangkan, Erniwati melaporkan dugaan kecurangan pemilu tersebut pada Kamis (22/2/2024).

Erniwati didampingi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Sikka, Philip Fransiskus dan para saksi.

Florita berujar, pihaknya akan mengkaji dan melihat laporan itu sesuai Peraturan Bawaslu (Perbawaslu) Nomor 7 Tahun 2022 tentang penanganan temuan dan laporan pelanggaran pemilihan umum.

“Nanti kita lihat apakah laporan tersebut telah memenuhi syarat materiil formilnya atau belum," ujar Florita dalam keterangannya, Jumat (23/2/2024).

Dia melanjutkan, jika laporan tersebut belum memenuhi syarat materiil dan formilnya, maka akan disampaikan kepada pelapor untuk melengkapinya.

“Kalau laporannya itu sudah memenuhi syarat materiil dan formil kami akan proses sesuai dengan Perbawaslu nomor 7," kata dia.

Ketua DPD PAN Sikka, Philip Fransiskus mengatakan, Erniwati melaporkan dugaan kecurangan yang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03, Desa Lidi, Kecamatan Palue.

Dia mengungkapkan, saat pelaksanaan penghitungan jumlah suara pada 15 Februari 2024, Erniwati hanya memperoleh 2 suara.

Kemudian, masyarakat pemilih protes karena ada 14 orang di antara mereka yang memilih Erniwati Merinaldis.

"Setelah dilakukan protes dan mengancam akan melaporkan kecurangan itu ke KPU dan Bawaslu, akhirnya mereka membuka ulang kotak suara. Kemudian dihitung dan memang terbukti ternyata suaranya ibu Erniwati 14 suara bukan 2 suara seperti dari awal hasil penghitungan itu," jelas dia.

Philip menambahkan, praktik dugaan kecurangan ini tentu saja harus segera disikapi secara serius oleh Bawaslu Kabupaten Sikka.

Kendati hanya 14 suara, namun jumlah tersebut sangat berarti untuk menentukan caleg tersebut bisa lolos ke DPR.