Salin Artikel

Cerita Anggota TNI Sertu Suryadi Sukses Ternak Kambing Etawa Beromzet Puluhan Juta Rupiah

Anggota Kodim 0707/Wonosobo yang bertugas sebagai Babinsa Koramil 09 Kepil ini sukses membudidayakan kambing peranakan etawa (PE).

Kandang kambing yang berada di lahan sawah miliknya kini dihuni puluhan ekor kambing kelas kontes.

Ia juga membuat bank pakan yang cukup aman, ada rumput odot, pak cong, dan sejumlah tanaman hijauan kaya nutrisi untuk ternak kambing kesayangannya.

Ia juga berhasil membuka lapangan kerja bagi tetangga-tetangganya, konsep pemberdayaan yang cukup apik dan pantas ditiru oleh anggota TNI lainnya.

Setidaknya hal itu diungkapkan oleh Komandan Kodim (Dandim) 0707 Wonosobo Letkol Inf Helmy yang menyempatkan datang langsung ke kandang milik Sertu Ruryadi, Jumat (23/2/2024).

"Saya sebagai Dandim merasa bangga, apa yang dilakukan beliau ini luar biasa dan layak dicontoh, sesuai dengan tugas beliau ini sangat aplikatif dalam dimensi teritorial. Secara tidak langsung ikut membuka pikiran masyarakat memajukan perekonomian masyarakat dengan beternak kambing," ucap Helmy.

Menurut dia, pembangunan itu tidak hanya menyentuh prasarana fisik, tetapi lebih utama adalah pemberdayaan yang muaranya adalah peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

"Ini layak untuk saya bawa dan disosialisasikan di wilayah Wonosobo, semua berfungsi, kambingnya laku mahal, kotorannya bisa jadi pupuk, dan masih ada kemanfaatan lain yang bisa digali, ini bagus sekali," ujar dia.

Suryadi mengungkapkan, beternak kambing adalah hobi yang selama ini ia geluti disela menjalankan tugas sebagai abdi negara.

Kambing PE sengaja dipilih karena memang kambing unggulan dari Kabupaten Purworejo.

Kambing PE ras kaligesing sudah dikenal luas, kerap menjuarai kontes regional maupun nasional.


"Karena kualitas kontes seekor kambing PE harganya bisa puluhan bahkan ratusan juta rupiah, untuk membeli sebuah mobil saja bisa untuk yang sudah berhasil meraih juara dalam kontes kambing PE tingkat nasional," ungkap dia.

Diterangkan, peternakan kambing yang ia kembangkan berangkat dari empat ekor indukan (satu jantan dan tiga betina).

Populasi kambing miliknya kini jumlahnya sudah puluhan ekor, ditempatkan di kandang yang sangat nyaman, dengan pasokan pakan yang melimpah.

"Selain pemberian pakan secara langsung, saya juga buat silase, pakan saya fermentasi untuk kandungan nutrisi yang lebih tinggi bagi kambing. Anakan juga kami rawat secara optimal untuk menghasilkan kualitas kambing andalan," terang dia.

Pantauan Kompas.com, kandang kambing milik Suryadi terletak di Desa Wonoroto, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, tidak jauh dari rumah.

Kandang kambing itu dibuat di atas lahan 840 meter, petak-petak kandang dibuat di atas bidang tanah 5x20 meter yang bisa untuk menampung 80 ekor-100 ekor kambing.

"Sejak kecil saya memang sudah suka dengan kambing, orangtua saya dulu juga memelihara kambing, hanya saya coba beternak dengan sistem yang lebih modern," ucap dia.

Setiap hari, Suryadi selalu menyempatkan mengurus kambing PE miliknya.

Ia juga membuat semacam posko tingkat di samping kandang yang biasa digunakan untuk membahas soal ternak bersama beberapa anak kandang.

"Kambing PE perawatannya sama, bahkan lebih mudah menurut saya, pakan kambing di sini juga sangat melimpah, sehari kami bisa kasih tiga kali makan, biasanya sebelum berangkat ke Wonosobo saya sempatkan kasih makan dulu, siang dibantu anak kandang, sore saya sendiri," kata dia.

Suryadi tidak lagi merumput, karena bank pakannya sudah aman, lokasinya tidak jauh dari lokasi kandangnya.

Ia juga memiliki lahan di Desa Pelutan, Kecamatan Gebang, seluas 860 meter yang ditanami pakan ternak kambing miliknya.

"Saya tanam rumput odot, kaliandra dan reside dan banyak jenis hijauan lainnya, memang kalau untuk beternak harus menyiapkan bank pakan dulu, kendati pakan kambing cukup melimpah di wilayah Purworejo," ungkapnya.

Pakan juga bisa difermentasi dengan teknis silase, pakan dicacah terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam drum-drum yang sudah disiapkan.

Dengan begitu, pasokan pakan menjadi lebih tahan lama dan kandungan nutrisinya juga lebih tinggi.

"Kalau pulang dinas saya ambil rumput saya cacah masukkan drum, kami buat silase yang bisa tahan hingga tiga bulan," ucap anggota TNI yang sudah berdinas 24 tahun lebih ini.

Konsep pemberdayaan ditemukan ketika Suryadi menggandeng tetangga sekitar rumahnya.

Sedikitnya ada tiga orang yang dijadikan anak kandang, setiap hari mereka membantunya mengurus ternak kambing.

"Niat saya sebetulnya mengedukasi masyarakat agar bisa menangkap peluang, Desa Wonoroto ini bisa untuk usaha apa saja, ternak apalagi, pakan melimpah," ucapnya.

Kambing PE ras kaligesing memiliki postur tubuh tinggi besar, telinga panjang, kepala nonong dan identik hitam putih.

Harga satu ekor kambing berumur dua bulan bisa tembus Rp 5 juta.

"Dalam sebulan saya bisa jual 1-2 ekor kambing, jika keluar anakan jantan bagus, satu ekor bisa Rp 5 juta-Rp 6 juta. Ya menjanjikan sekali, dan mudah dilakukan oleh masyarakat," ujar dia.

Dalam sebulan, kata Suryadi, omzet sekitar Rp 12 juta-Rp 15 juta bisa ia dapatkan dari menjual peranakan kambing miliknya.

Selain jual beli kambing peranakan etawa hasil breading miliknya sendiri, ia juga menampung hasil peternakan milik warga sekitar.

"Ya kalau ada yang jual kan kita bantu, kita banyak teman-teman yang juga mainan kambing. Omzetnya kalau digabung dengan yang bukan hasil breading sendiri ya lumayan sekitar Rp 20 jutaan, tergantung bagus atau tidaknya kualitas kambing," tutur dia.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/23/110315078/cerita-anggota-tni-sertu-suryadi-sukses-ternak-kambing-etawa-beromzet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke