Salin Artikel

Cerita Kapolsek Rupat Amankan Pemilu di Pulau Terluar, Mobil Terjebak di Lumpur Pukul 11 Malam

Petugas harus menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari medan yang ekstrem sampai keterbatasan fasilitas seperti tak ada listrik serta sinyal.

Siswoyo mengungkapkan, petugas bahu-membahu agar Pemilu dapat berjalan lancar. Mereka yakni anggota polisi, TNI, Panitia Pemilihan Kecamatan, serta Panitia Pengawasan Kecamatan (Panwascam).

"Kami melakukan pengamanan dan pengawasan setiap tahapan Pemilu. Alhamdulillah, walaupun banyak tantangan, semuanya dapat berjalan lancar sampai selesai penghitungan suara," ucap Siswoyo ketika berbincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (15/2/2024) siang.

Mobil terjebak lumpur

Siswoyo menyebutkan, Dusun Pakcut merupakan salah satu permukiman yang cukup sulit dijangkau.

Untuk pendistribusian logistik sehari sebelum pemilu atau Selasa (13/2/2024), petugas gabungan harus menempuh perjalanan jauh.

"Dari pusat desa ke Dusun Pakcut, jarak tempuh sekitar tiga jam jalan darat. Tapi karena kondisi jalan rusak, perjalanan menjadi lama," sebut Siswoyo.

Petugas membawa lima kotak suara ke Dusun Pakcut. Di dusun ini hanya ada satu Tempat Pemungutan Suara (TPS), yaitu TPS 04, dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) 208 orang.

Siswoyo mengatakan, petugas berangkat mengantar logistik Pemilu menggunakan mobil melewati jalan tanah.

Kondisi jalan menuju ke dusun tersebut berlubang dan berlumpur.

"Untung saja pas distribusi logistik tidak hujan. Kalau sempat hujan, terpaksa dibawa pakai sampan, karena jalan darat tak bisa dilalui," kata Siswoyo.

Dalam perjalanan, mobil pengangkut logistik pemilu terjebak ke dalam lumpur. 

Petugas sangat kesulitan mengevakuasi mobil dari dalam lumpur.

"Mobil logistik terpuruk sampai jam 11 malam (23.00 WIB). Petugas berupaya mendorong mobil hingga berhasil dievakuasi," cerita Siswoyo.

Logistik pemilu, sambung dia, akhirnya sampai ke Dusun Pakcut pukul 02.00 WIB.

Logistik disimpan di rumah kepala dusun (Kadus). Petugas kepolisian dan TNI juga tidur di kasus untuk mengamankan logistik.

"Kami tidur di rumah Pak Kadus. Tidur pun tak bisa nyenyak karena harus waspada dan mengawasi logistik pemilu," ujar Siswoyo.

Pada Rabu (14/2/2024), warga Dusun Pakcut mencoblos di TPS 04 yang didirikan di sebuah sekolah dasar. Pencoblosan dimulai sejak pukul 07.00 WIB hingga selesai pukul 13.00 WIB.

Setelah selesai pemilihan, petugas gabungan istirahat sejenak dan makan siang. 

Tepat pada pukul 14.00 WIB, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mulai melakukan penghitungan suara.

Siswoyo mengatakan, penghitungan suara berlangsung hingga Kamis (15/2/2024) dini hari pukul 03.00 WIB.

"Penghitungan suara selesai jam 03.00 WIB subuh. Soalnya ada lima kotak suara yang mau dihitung. Sepanjang penghitungan suara, kami melakukan pengamanan dan pengawasan, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," sebut Siswoyo.

Siswoyo mengatakan, tidak ada listrik di Dusun Pakcut. Pada penghitungan suara malam hingga subuh, penerangan hanya menggunakan genset.

"Di Dusun Pakcut ini belum ada listrik. Beruntung ada genset warga yang dipakai untuk penerbangan pada penghitungan suara," kata Siswoyo.

Setelah penghitungan suara TPS selesai, selanjutnya kotak suara dibawa ke kantor Desa Dungun Baru.

Berikutnya, kota suara akan dijemput petugas PPK untuk dibawa ke kecamatan.

Selain tidak ada listrik, kata Siswoyo, satu lagi kendala yang dihadapi adalah susahnya jaringan internet. Petugas menjadi kesulitan berkomunikasi satu sama lain.

Untuk mendapatkan jaringan internet, petugas harus pergi ke pinggir sungai Selat Morong. Tak begitu jauh dari dusun.

"Sinyal juga sangat susah di Dusun Pakcut. Untuk berkomunikasi, kami pergi ke tepi sungai, karena di situ baru ada sinyal. Itupun sinyalnya hilang timbul," kata Siswoyo.

Kendati belum ada listrik dan sulit sinyal, Siswoyo melihat warga di daerah terpencil, ini sangat antusias mengikuti pemilu.

"Kami melihat animo masyarakat sangat tinggi dalam menyalurkan hak pilihnya. Adapun, tingkat partisipasi masyarakat 80 persen," sebut Siswoyo.

Harapan bagi pemimpin terpilih

Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Dusun Pakcut, Adia (50), menyampaikan harapan kepada pemerintah agar memperhatikan daerah tempat tinggalnya.

"Kami sudah menyalurkan hak suara kami. Jadi, kami berharap kepada pemimpin yang terpilih nanti, tolong perhatikan kami masyarakat di pulau terluar ini," ucap Adia kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis.

Adia mengatakan, ada banyak persoalan yang mesti diperhatikan pemerintah terhadap Dusun Pakcut.

Di antaranya, listrik yang belum juga masuk, jaringan internet lelet, serta pembangunan jalan menuju dusun.

"Selain itu, tolong juga diperhatikan kondisi perekonomian kami masyarakat di pulau terluar ini," tutup Adia.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/15/143736178/cerita-kapolsek-rupat-amankan-pemilu-di-pulau-terluar-mobil-terjebak-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke