Salin Artikel

Kisah Mereka yang Antar Logistik Pemilu di Wilayah Terpencil Indonesia

Salah satunya adalah pengiriman logistik. Tak sedikit petugas dan warga harus melewati jalur ekstrem untuk mengirimkan logistik pemilu.

Mereka melakukan hal tersebut agar pemungutan suara di wilayahnya berjalan lancar. Dan berikut kisah mereka yang mengantarkan logistik di wilayah terpencil di Indonesia.

Lewati laut gelombang tinggi

Distribusi logistik ke tempat pemungutan suara (TPS) terjauh di Provinsi Lampung, yang berada di Pekon (desa) Way Haru, Kabupaten Pesisir Barat, berhasil ditempuh setelah dua hari perjalanan.

TPS tersebut, yakni TPS 4 dan TPS 5 di Pemangku Pengekahan di Pekon (desa) Way Haru, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat.

Pengiriman logistik terpaksa menggunakan jalur laut untuk menghindari habitat harimau sumatera.

Distribusi logistik dikawal empat anggota Polres Pesisir Barat, yakni Aiptu Hairulloh, Aipda M Iqbal Zamzami, Bripka Irwansyah, dan Brigpol Adi Pranata.

Mereka harus melewati jaan tanah berlumpur dan dilanjutkan menggunakan jalur laut untuk menghindari kawasan habitat harimau sumatera.

Sementara di di Kabupaten Endi, Nusa Tenggara Timur, petugas harus arungi lautan selama 2 jam perjalanan untuk mendistribusikan logistik.

Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Ndona. Para petugas dan aparat aparat Kepolisian Sektor Ndona terpaksa harus berkejaran dengan cuaca di laut agar logistik pemilu tiba dengan aman.

Ada tiga desa di wilayah Polsek Ndona yang hanya bisa ditempuh melalui jalur laut. Ketiga desa tersebut yakni Wolokota, Kekasewa dan Nila.

Hal yang sama juga dilakukan petugas dan warga yang ada di Lombok Utara.

Mereka mengirim 60 kotak suara, 3.000 surat suara menuju tiga gili di Kecamatan Pemanang menggunakan kapal.

"Yang kami khawatirkan adalah cuaca, hujan atau pun gelombang tinggi yang bisa membahayakan kotak suara yang harus kami antarkan ke 12 TPS di_3 Gili ini, " katan Ketua Bawaslu Lombok Utara, Deni Hartawan,

Di Kabupaten Sumenep, logistik pemilu dikirim ke Pulau Masalembu dengan waktu pengiriman selama 12 jam perjalanan laut.

"Dalam kondisi cuaca laut normal, waktu tempuh perjalanan laut dari Pelabuhan Kalianget Sumenep daratan ke Masalembu sekitar 12 jam," kata Komisioner KPU Kabupaten Sumenep, Rafiqi Tanzil, Senin (5/2/2024).

Proses pendistribusian itu dilakukan dengan menggunakan kapal umum atau kapal penumpang dengan pengawalan ketat dari kepolisian.

Di Buton, distribusi logistik ini dilakukan dengan menggunakan kapal laut dengan jarak tempuh sekitar 6 jam menuju Kecamatan Batu Atas yang berada di pulau terluar.

Kotak suara diangkut menggunakan kapal penumpang KM Mutiara dan dilakukan pagi hari untuk menghindari cuaca buruk.

Sementara itu viral video pengiriman logistik pemilu 2024 yang menggunakan kapal dan diterjang ombak besar.

Dalam video amatir tersebut, terlihat ketinggian ombak menerjang kapal laut yang terbuat dari kayu. Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Wanci menuju ke Pulau Kaledupa, Wakatobi.

Beberapa kali terlihat kapal tampak oleng kanan dan kiri. Meski begitu, kapal tersebut tetap menerobos ombak.

Kapal kayu tersebut memuat sekitar 334 kotak suara dengan tujuan menuju ke Pulau Kaledupa dan Kaledupa Selatan.

Dalam video yang berdurasi sekitar 1 menit 27 detik ini terlihat seorang penumpang kapal sampai ketakutan dan hendak menangis.

Penumpang tersebut lalu ditenangkan oleh penumpang yang lain. “Tidak apa-apa, pegangan,, pegangan,,,” kata seorang pria dalam video tersebut.

“Karena sulit dijangkau dengan kendaraan biasa maka harus menggunakan kendaraan khusus seperti Hardtop atau off road karena kita membawa logistik yang harus dijaga keamanannya dari berbagai faktor ancaman,” ujar Ketua KPU Kota Palopo, Irwandi Djumadin.

Untuk sampai di lokasi, distribusi logistik Pemilu 2024 harus menggunakan kendaraan roda empat jenis hardtop atau off road. Selain karena kondisi jalan di daerah tersebut juga tidak ada akses komunikasi internet.

“Selain jauh, kondisi jalan untuk sampai ke lokasi jalannya belum diaspal atau pengerasan jalan, melainkan masih jalan tanah yang melewati tebing, pendakian, penurunan, melewati area berhutan dan di pegunungan. Jadi jika turun hujan juga rawan terjadi longsor,” ucap Irwandi.

Sementara di Jember, distribusi logistik pemilu menggunakan kuda untuk menuju Desa Bandealit Kecamatan Tempurejo.

Jalan menuju desa ini harus menembus hutan belantara, berlumpur, dan sempit.

"Selain harus menembus hutan lindung dan pinus, akses menuju TPS cukup jauh dan harus ditempuh naik turun bukit dengan kondisi jalan licin yang berbatu maupun berlumpur," kata Kapolsek Tempurejo AKP Herri Supadmo.

Sementara itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, menggunakan helikopter TNI untuk angkut logisik Pemilu 2024 menuju enam desa di daerah pegunungan di Kecamatan Seram Utara.

Enam desa atau negeri di Kecamatan Seram Utara itu tidak bisa diakses dengan jalur darat sehingga distribusi logistik pemilu harus melalui jalur udara.

“Masing-masing desa di atas punya satu TPS. Hanya Manusel yang punya dua TPS. Semua diangkut menggunakan helikopter MI -17 milik TNI AD,” ucap Ketua KPU Maluku Rifan Kubangun usai melepas logistik pemilu di Kota Ambon, Senin (12/2/2024).

Di Kabupaten Pesisir Barat, logistik pemilu dikirim menggunakan transportasi gerobak sapi karena akses sulit dijangkap kendaraan.

Bersama personel TNI, KPU, Bawaslu dan linmas Pesisir Barat, aparat gabungan ini menempuh jarak hingga 20 kilometer yang merupakan jalan berlumpur dan menyeberangi muara sungai.

"Pendistribusian ke wilayah terpencil sudah dilakukan kemarin, ada empat pekon (desa) yaitu Pekon Bandar Dalam, Pekon Way Haru, Pekon Way Tias dan Pekon Siring Gading," kata Kapolres Pesisir Barat AKBP Alsyahendra yang dihubungi dari Bandar Lampung, Senin (12/2/2024) pagi.

Alsyahendra mengatakan, pengiriman logistik pemilu menggunakan gerobak yang ditarik sapi. Sedangkan para petugas yang mengawal berjalan kaki.

Medan yang dilalui pun termasuk berat, karena sebagian besar masih jalan tanah yang menjadi kubangan lumpur saat hujan.

Hal itu dilakukan karena truk pengangkut logistik Pemilu terperosok karena akses jalan rusak dan berlumpur sehingga tak bisa bergerak, Senin (12/2/2024) malam.

Petugas kemudian dibantu mobil milik perusahan untuk membawa logistik ke lokasi.

Hal yang sama juga dilakukan di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Para pembawa logistik ini harus berjalan kaki menembus lebatnya hutan belantara Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dari desa terakhir di Tulabolo sebelum masuk hutan di Kecamatan Suwawa Timur pada Minggu (10/2/2024) pagi.

Pengiriman logistik dilakukan oleh 24 orang asal Kecamatan Pinogu. Mereka berangkat pada Minggu pukul 09.00 Wita dan tiba di Kecamatan Pinogu pada Senin (12/2/2024) pukul 01.00 Wita.

Mereka menyusuri jembatan gantung, jalan rabat beton, dan menyeberangi sungai sebelum masuk hutan menuju Pinogu. Diketahui, Kecamatan Pinogu merupakan kawasan

Sementara di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) logistik pemilu didistribuskan secara estafet menuju wilayah terisolir.

Untuk mencapai ke lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS), ada yang menggunakan sepeda motor dan juga perahu.

Di Kabupaten Bandung Barat, perahu yang membawa logistik pemilu terhambat tumpukan gulma eceng gondok yang berada di tengah pengairan.

Pendistribusian logistik pemilu ke pedalaman Bandung Barat ini menggunakan perahu nelayan keramba jaring apung (KJA) dengan mengarungi perairan waduk Cirata.

Ketua PPS Margaluyu, Usman Sukmana mengatakan pendistribusian logistik pemilu menggunakan jalur air ini dinilai paling efektif dibandingkan menggunakan jalur darat.

"Kalau perjalanan darat tidak bisa menggunakan kendaraan, harus jalan kaki kurang lebih dua jam."

"Kalaupun bisa kendaraan harus menggunakan motor trail melintasi hutan. Perkebunan cokelat, kebun karet, dan kebun jati," kata Usman.

Akses menuju kampung Cijuhung ini dikenal terjal, tidak ada jalur darat yang resmi untuk dilalui kendaraan roda empat.

Untuk pengiriman logistik pemilu ke Dusun Cibun, Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dilakukan dengan berjalan kaki, Selasa (13/2/2024).

Pasalnya, dusun terpencil di sisi selatan Gunung Slamet ini hanya bisa diakses melalui jembatan gantung.

Selain itu, medannya juga cukup esktrem karena berupa jalan setapak.

Sehingga kotak suara dan perlengkapan lainnya digendong oleh petugas gabungan menuju tempat pemungutan suara (TPS) yang menempati bangunan SD.

Sementara itu di Banyuwangi, petugas harus menyeberangi sungai dan jalur yang cukup terjal untuk mendistribusikan logistik pemilu ke Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran.

Pengiriman logistik Pemilu 2024 ke Dusun Sukamade menggunakan satu unit truk, dua mobil pengawal dan lima unit sepeda motor.

"Karena memang medannya cukup terjal, harus melewati tiga sungai tanpa akses jembatan," ujar Kapolsek Pesanggaran AKP Lita Kurniawan.

SUMBER: KOMPAS.com

https://regional.kompas.com/read/2024/02/14/080800278/kisah-mereka-yang-antar-logistik-pemilu-di-wilayah-terpencil-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke