Salin Artikel

Melihat Perayaan Imlek di Klenteng Bao An Gong Sumbawa  

SUMBAWA, KOMPAS.com - Tati Sukmawati (67) membakar hio siang itu, Sabtu (10/2/2024). Asap hio perlahan mengalun ke udara.

Ia memanjatkan doa saat perayaan imlek 2575 kongsili. Selesai sembahyang, Tati tersenyum hangat. Sembari melangkah keluar pintu dan berkumpul dengan jemaat lain.

“Perayaan Imlek di tahun naga kayu ini lebih sederhana, tidak ada kegiatan atau festival. Karena kami ingin hormati minggu tenang jelang hari pencoblosan pemilu 2024,” kata Tati.

Menurutnya, instruksi dari pusat agar perayaan Imlek tetap sederhana yang penting bersyukur atas nikmat dan keberkahan, memperbaiki kualitas diri, serta peningkatan integritas pada tahun ini.

Suasana di Klenteng Bao An Gong terasa sejuk dengan pemandangan laut biru pantai Empan, di Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jaraknya sekitar 100 meter dari bibir pantai.

Sebagai Ketua Klenteng Bao An Gong, ia menceritakan sejarah awal berdirinya tempat ibadah tersebut.

Ia menyebutkan, lebih dari 100 warga yang beribadah di klenteng ini dari 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa.

"Awalnya leluhur kami dulu tidak punya tempat ibadah," kata Cici Tati akrab disapa.

Kalau dulu, pelaksanaan ibadah hanya di rumah. Hal itu karena klenteng terdekat berada di Pulau Lombok tidak mudah dijangkau.

Keberadaan klenteng ini atas prakarsa komunitas warga Tionghoa di Sumbawa yang ingin memiliki tempat ibadah bersama-sama.

"Kami urunan dan ada sumbangan juga dari komunitas saat proses pembangunan rumah ibadah ini.

Tujuannya agar ada sarana atau tempat yang bisa digunakan bersama oleh umat di Sumbawa, maupun pendatang yang tengah berkunjung ke Pulau Sumbawa," kisah Tati.

Pembangunan klenteng dimulai pada tahun 2003.

"Bangunan pertama itu yang di bagian bawah, bukan yang ini," imbuhnya.

Ratusan lampion menghiasi setiap sudut klenteng yang berada pada kilometer 12,9 di jalan raya Lintas Sumbawa Tano.

Klenteng yang sudah berusia 20 tahun ini masuk wilayah administrasi Dusun Empan, Desa Badas, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.

Satu sampai tiga orang masuk bergantian untuk sembahyang, sementara yang lain tetap menunggu sembari duduk di pelataran samping.

"Kita masih tetap menjaga kesehatan umat. Tidak ada batasan jam tertentu harus datang ibadah. Kita berikan kebebasan supaya kapan saja bisa saat pagi, siang, atau malam," sebutnya.

Selesai melaksanakan ibadah, Ace dan para jemaat menikmati santapan khas imlek di plataran klenteng.

Kebersamaan saat menyantap hidangan mie ayam terasa begitu hangat. Mie sangat sakral setiap perayaan imlek bagi warga Tionghoa.

"Kita berharap lebih baik lagi tahun ini. Perekonomian kita lebih baik. Kita tetap diberikan kesehatan dan umur panjang," harap Tati.

Selain ibadah di klenteng, tradisi Imlek biasanya kumpul keluarga, mengunjungi orangtua, makan bersama, dan nyekar ke kuburan nenek moyang.

"Kami memang meniadakan beberapa tradisi, karena fokusnya kesehatan dan merayakan Imlek dalam kesederhanaan," cerita Tati.

Sementara klenteng Bao An Gong memiliki dua bangunan dan satu aula yang belum selesai dibangun.

Jika berkendara dengan motor untuk menuju tempat ini dibutuhkan waktu 19 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumbawa.

Lampion di Jalan Kartini

Konsep China Town terasa syahdu di sepanjang Jalan Kartini hingga Jalan Garuda.

Perayaan Imlek mempererat toleransi dan solidaritas antar umat beragama yang ada di Indonesia. Apalagi di Sumbawa dengan budaya masyarakat yang egaliter.

"Saya lahir di Mataram dan besar di Sumbawa. Karena puluhan tahun tinggal di sini, saya lebih fasih bahasa Sumbawa daripada bahasa Chinese," kisah Asean Muliyanto (46).

Sebagai Wakil Ketua Klenteng Bao An Gong, ia aktif mengikuti berbagai kegiatan.

Momen Imlek menjadi momentum berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara sembari menyantap makanan khas mie ayam, kue keranjang, dan lain-lain.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/10/171944278/melihat-perayaan-imlek-di-klenteng-bao-an-gong-sumbawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke