Salin Artikel

Masjid Apung Ziyadatul Abrar, Wisata Religi Baru di Tanah Bumbu yang Cocok Dikunjungi Saat Ramadhan

KOMPAS.com - PT Borneo Indobara (BIB) secara resmi menyerahkan pengelolaan Masjid Apung Ziyadatul Abrar kepada pemerintah setempat di Pantai Siring Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, Minggu (26/1/2024).

Chief Operation Officer PT BIB Raden Utoro mengatakan, pembangunan masjid berjalan lancar dan lebih cepat dari target waktu yang ditentukan.

Hal tersebut, sebut dia, merupakan komitmen dari semua pihak, mulai dari kontraktor pelaksana, tenaga profesional, hingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Bumbu.

Raden berharap, keberadaan masjid bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan karena perannya sebagai sarana wisata religi.

"Diresmikannya masjid ini menandakan serah terima dan persembahan dari PT Borneo Indobara kepada masyarakat Tanah Bumbu yang religius. Persembahan kami melalui program corporate social responsibility (CSR) pilar keagamaan. Masjid ini bukan masjidnya BIB, tapi masjidnya Tanah Bumbu,” ujar Raden melalui keterangan persnya, Rabu (7/2/2024).

Sebagai informasi, momen peresmian masjid itu bertepatan dengan semakin dekatnya momen Ramadhan. Kehadiran masjid diharapkan bisa memeriahkan perayaan bulan puasa di kawasan Pantai Siring Pagatan.

Adapun pembangunan masjid oleh PT BIB dilakukan karena masyarakat di Kabupaten Bumbu dikenal religius. Oleh karenanya, PT BIB memutuskan untuk membangun masjid sebagai sarana religi bagi masyarakat.

"Bersanding dengan upaya menyediakan wahana wisata religi yang mengoptimalkan potensi garis pantai yang indah di sana, sekaligus menjadikan pusat pertumbuhan ekonomi bagi usaha kecil setempat," tuturnya.

Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar mengatakan, keberadaan perusahaan pertambangan di Tanah Bumbu memberikan keberkahan serta keajaiban bagi seluruh masyarakat.

“Ternyata hari ini terkabul. Tanah Bumbu memiliki banyak masjid yang megah, dan ditambah kehadiran Masjid Apung ini, kita memiliki pula sebuah ikon wisata religi. BIB itu karya besarnya bukan main, luar biasa dahsyat. Kami dari pemerintah daerah mengucapkan banyak terima kasih," kata Zairullah.

Hal itu disampaikan Zairullah di hadapan Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM Lana Saria, perwakilan Yayasan Muslim Sinar Mas Condrokirono, jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda), ulama, dinas terkait, tokoh masyarakat serta adat, kontraktor, beserta perwakilan PT BIB dan PT Golden Energy Mines Tbk.

Acara seremonial peresmian masjid itu turut dihadiri para warga yang berada di pelataran masjid. Mereka hadir untuk berkunjung sekaligus melaksanakan ibadah salat zuhur.

Di samping itu, masyarakat juga terlihat menikmati suasana dan pemandangan pantai di dua gazebo di sudut masjid. Terlihat ada keluarga muda yang datang bercengkrama sambil membawa anak-anaknya.

Sang ayah mengatakan, saat sebelumnya berkunjung ke pantai, ia diberi tahu bahwa masjid tersebut masih tertutup bagi umum.

Kali ini, di tengah rintik hujan, keluarga itu bertolak dari kediaman mereka di Kecamatan Kuranji menuju Pantai Siring Pagatan menggunakan sepeda motor.

Daya tarik utama masjid berasal dari rancang bangunnya. Makna dari nama masjid berarti tempat yang penuh kebajikan.

Pembangunan masjid dimulai pada 2019 dengan rekayasa teknologi yang cukup menantang saat pandemi Covid-19. PT BIB yang berada di bawah naungan Sinar Mas Energy & Infrastructure berinvestasi Rp 43 miliar.

Project Engineering Expert Dwi Malvino Irianto mengatakan, masjid itu dibuat menggunakan konsep masjid agung. Desain yang diberikan awalnya adalah Masjid Amirul Mukminin di Kota Makassar.

"Berikut tinggi rendahnya masjid, lengkap dengan biaya operasional pelaksanaan segala macam. Setelah itu, terpilih dua model yang kami ajukan ke Pak Bupati,” tutur Dwi.

Dari desain masjid yang ada, Dwi mengembangkannya menjadi desain tersendiri yang kemudian masuk proses persetujuan dari Pemkab Tanah Bumbu.

"Proses penerimaan sejak Desember 2018 dan terbilang cepat. Pada hari itu juga, bupati sudah memutuskan memilih konsep dua lantai karena bangunannya terlihat lebih megah dan tinggi. Saya mengerjakan desain dalam waktu seminggu,” ujarnya.

Dwi mencari referensi sendiri. Hingga akhirnya dia menemukan inspirasi rancang bangun yang ada di masjid-masjid di Turki. Namun, dia merombaknya agar masjid tidak sepenuhnya memiliki nuansa masjid era Ottoman.

Dia pun mencari ciri khas bangunan dari Kalimantan Selatan (Kalsel) dan melihat perahu layar pada logo kabupaten. Hal itulah yang menjadi referensi Dwi dalam merancang masjid.

"Seiring berjalannya waktu, terdapat beberapa revisi dengan memasukkan unsur-unsur lain yang khas di Kabupaten Tanah Bumbu,” kenangnya.

Kembali ke keluarga yang menikmati liburan, mereka terlihat berkeliling mencari makanan karena anak sulung merasa lapar dan minta dibelikan penganan.

Hal itu menjadi gambaran bahwa kehadiran masjid di area wisata bisa mendorong perekonomian warga setempat. Terlebih, Pemkab Tanah Bumbu saat ini sedang berusaha mengembangkan kawasan Pagatan sebagai pusat wisata terpadu.

Langkahnya, lewat berbagai pembenahan area sekitar masjid, pembangunan dua ruas jalan khusus untuk wisata dan lalu lintas umum.

Diharapkan, pada Ramadhan tahun ini, masyarakat Tanah Bumbu bisa berwisata religi ke Masjid Apung Ziyadatul Abrar.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/07/204030478/masjid-apung-ziyadatul-abrar-wisata-religi-baru-di-tanah-bumbu-yang-cocok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke