Salin Artikel

Penjelasan Polrestabes Semarang soal Permintaan Video kepada Rektor Unika Soegijapranata

SEMARANG, KOMPAS.com - Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar memberikan penjelasan terkait adanya diduga oknum anggota kepolisian yang menghubungi Rektor Unika Soegijapranata Ferdinandus Hindarto untuk membuat testimoni video yang mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Iwan mengatakan, pihaknya meminta video dari para tokoh-tokoh di Semarang, salah satunya Rektor Unika untuk menyerukan Pemilu Damai.

Hal itu disebutkan sebagai program cooling system untuk mewujudkan situasi kondusif menjelang pemilu serentak pada 14 Februari mendatang.

"Cooling system ini kegiatannya antara lain mengajak tokoh masyarakat, pemuka agama, termasuk civitas akademi untuk memberikan dukungan kepada terlaksananya pemilu damai yang akan kita hadapi bersama tahun ini," kata Irwan, Selasa.

Tidak ada permintaan soal apresiasi kinerja Presiden

Irwan menegaskan, permintaan video tersebut tidak ada request soal apresiasi kinerja Presiden Jokowi, terlebih soal ajakan untuk mendukung paslon capres-cawapres tertentu,

"Tidak ada sama sekali (permintaan video soal testimoni presiden). Kami sampaikan video itu hanya merupakan media dan sebelum kami melakukan wawancara dan testimoni, kami sudah sampaikan kepada para tokoh bahwa hasil testimoni akan kami publish karena tujuan kami agar pesan dari tokoh ini sampai khalayak ramai ajakan-ajakannya (soal pemilu damai)," terangnya.

Dia mengaku tidak ada paksaan kepada tokoh yang dimintai video tersebut.

Meski ada beberapa tokoh yang menolak memberi video, sebagian besar mengiyakan permintaan video tersebut.

"Tidak ada paksaan, terhadap siapa saja yang kita hubungi yang kami anggap layak untuk testimoni atau pesan kamtibmas di Kota Semarang. Ada beberapa yang menolak, tapi lebih banyak yang men-support kegiatan ini," imbuhnya.

Terkait alasan pemilihan Rektor Unika terkait program tersebut, menurutnya lantaran yang bersangkutan sengaja dipilih karena dinilai sebagai intelek yang mampu memberi pesan pemilu damai.

"Kan, yang kami tangkap bahwa itu pilihan, jadi yang kami wawancara ini melalui teman-teman di bawah Polrestabes, kami berhadapan dengan orang-orang yang menurut kami punya intelektual bagus, punya pilihan untuk narasi-narasi mana yang disampaikan untuk memberikan kesejukan kepada warga Kota Semarang," pungkasnya.

Pengakuan Rektor Unika

Diberitakan sebelumnya, Rektor Universitas Katolik Seogijapranata (Unika) Semarang, Ferdinandus Hindarto berulang kali dimintai video testimoni prestasi Presiden Jokowi selama 9 tahun memimpin pemerintahan.

Permintaan video itu mulai diterima Hindarto sejak Jumat (2/2/2024) sampai dengan hari ini, Selasa (6/2/2024) pukul 11.00 WIB melalui WhatsApp.

Permintaan video tersebut disebutkan datang dari seseorang yang mengaku sebagai anggota kepolisian.

"Jadi pertama, mengapresiasi prestasi Pak Jokowi selama 9 tahun terakhir. Kedua, bahwa pemilu 2024 itu kan intinya mencari penerusnya Pak Jokowi, intinya itu kan. Beliau menyampaikan dari Polrestabes, sampai jam 11 (siang) masih diminta membuat video," tutur Hindarto di kampusnya, Selasa.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/06/213929778/penjelasan-polrestabes-semarang-soal-permintaan-video-kepada-rektor-unika

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke