Salin Artikel

Lima Hari Jokowi di Jateng-DIY

Kunjungan Jokowi dimulai pada Sabtu (27/1/2024) hingga Kamis (1/2/2024). Selama di DIY, Jokowi menginap di Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung. Sedangkan saat di Jateng, Jokowi menginap di sebuah hotel di Kabupaten Wonogiri.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melakukan berbagai kegiatan seperti pembagian bansos pangan dan program Indonesia pintar (PIP). Lalu bertemu peserta PNM Mekaar dan JKN-KIS.

Jokowi juga meresmikan Graha Utama Akmil Magelang, Gedung Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, dan tujuh ruas jalan daerah di DIY.

Dia juga menghadiri peringatan Harlah ke-101 NU. Tak hanya itu, Jokowi bertemu dengan sejumlah tokoh seperti Sri Sultan Hamengku Buwono X, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Prabowo Subianto.

Tak hanya agenda formal, Jokowi juga sempat melakukan kegiatan santai di DIY. Di antaranya bermalam minggu di Ambarukmo Plaza dan ngopi di Malioboro.

Sebagian kegiatan Jokowi di DIY dan Jateng pun sempat menjadi sorotan karena dikait-kaitkan dengan pemilu 2024.

Bersamaan dengan Kampanye Ganjar-Mahfud

Jokowi memulai kegiatannya di DIY dengan bermain sepak bola di Lapangan Gamplong, Moyudan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY), Sabtu (27/1/2024).

Sementara pada Minggu (28/1/2024), akan ada kampanye akbar Ganjar-Mahfud di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Sedangkan lokasi Presiden Jokowi bermain bola berada di Kapanewon Moyudan yang berbatasan dengan Kulon Progo. Berdasarkan Google Maps, jarak Lapangan Gamplong ke Alun-alun Wates yakni 18 km.

Terkait hal tersebut, Jokowi menegaskan kegiatannya tak berkaitan dengan politik.

"Nggak ada hubunganya dengan politik," katanya.

Menurutnya, lokasi kegiatannya ada di Kabupaten Sleman.

"Kita kan di Sleman, ini kan main bola untuk menyambut itu pertandingan Indonesia-Australia di Qatar," ujarnya.

Bagi-bagi bansos

Selama kunjungan kerja di DIY dan Jateng, Jokowi tercatat membagikan bantuan sosial (bansos) di sejumlah daerah. Di antaranya di Sleman, Bantul, Klaten dan Sukoharjo.

Jokowi menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP). Diketahui bantuan CBP berupa beras 10 kg setiap keluarga penerima manfaat (KPM).

Saat membagikan bantuan pangan di Bantul, Jokowi sempat berdialog dengan warga. Dia bertanya apakah warga setuju jika bantuan tersebut dilanjutkan.

“Ini nanti akan diberikan bulan Januari, Februari, Maret setuju mboten (tidak)? Yang tidak setuju angkat tangan. Setelah Maret akan dilanjutkan lagi April, Mei, Juni, setuju mboten?" katanya.

Presiden Jokowi pun menjelaskan bahwa bantuan pangan berupa beras 10 kilogram tersebut bisa dilanjutkan setelah bulan Juni jika anggaran negara mencukupi.

Bersepeda dan sarapan gudeg dengan AHY

Di sela kunjungannya, Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Minggu (28/1/2024). Keduanya sempat bersepeda di sekitar Gedung Agung, Kota Yogyakarta.

Sambil duduk berhadapan, Jokowi dan AHY terlihat menikmati sarapan gudeg Yu Dum Wijilan. Setelah makan, Jokowi menyempatkan diri membagikan kaus kepada masyarakat sekitar.

Manajer Operasional Gudeg Yujum, Adit Fajar mengatakan Jokowi datang bersama rombongan menggunakan sepeda dan Ketum Partai Demokrat AHY.

"Datang bareng bersama Pak AHY. Tadi pesan gudeg semua, pesan gudeg ayam sama telur. Pak AHY juga sama," ujar Adit, Minggu (28/1/2024).

Ia merasa senang, karena baru pertama kali Presiden datang ke Gudeg Yu Djum Wijilan. Menurut dia, tak ada pengamanan khusus saat Jokowi beserta rombongan dan AHY makan di Gudeg Yu Djum.

"Kami senang sekali bisa melayani pak presiden dan anak presiden. Kemarin hanya reservasi dari timnya, ternyata yang datang Pak Presiden dan Pak AHY," tutur dia.

"Iya (duduk berdua), lainnya di meja yang lain. Ada tamu juga di sini jadi tidak dibatasi, mintanya tidak di-clear semua cuma minta disediakan 8 meja," pungkas dia.

Makan bakso bersama Prabowo di Magelang

Usai meresmikan Graha Utama Akmil Magelang, Jokowi mengajak Prabowo Subianto menyantap bakso di Warung Bakso Pak Soleh yang terletak di pinggir jalan Kecamatan Bandongan.

"Ya ini tadi kan baru saja saya dengan Pak Prabowo meresmikan Graha Utama di Akademi Militer Magelang, setelah itu makan bakso," ujar Jokowi. 

Jokowi dan Prabowo tampak duduk berhadapan di satu meja. Keduanya memesan semangkuk bakso, berikut dengan kelapa muda dan teh hangat.

Mereka juga tampak mengobrol dengan hangat dan akrab.

"Baksonya enak," kata Jokowi.

"Pak Jokowi tahu di mana makan enak, di mana-mana sudah tahu beliau," ungkap Prabowo.

Bertemu Sultan Hamengku Buwono X

Jokowi sempat menemui Sultan Hamengku Buwono X pada Minggu (29/1/2024). Pertemuan ini menjadi sorotan lantaran sebelumnya para capres telah bertemu dengan Sultan.

Sultan enggan membocorkan apa yang dibicarakan dengan Jokowi. Sultan mengaku pertemuan dengan Jokowi sebatas kongko.

"Ya masa saya cerita (isi pertemuan dengan Jokowi), ya kongko-kongko diskusi saja seperti yang lain," ujar Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (30/1/2024).

Senada dengan Sultan, Jokowi juga enggan membeberkan lebih jauh soal pertemuan tersebut. Dia mengatakan banyak hal yang dibahas di pertemuan tersebut.

"Ya banyak (yang dibahas), berbicara masalah ekonomi global, geopolitik global, termasuk juga ekonomi nasional, politik nasional," kata Jokowi di Magelang, Senin (29/1/2024).

Kampanye secara implisit

Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip), Nur Hidayat Sardini menyebut kunjungan Jokowi ke Jateng dan DIY bisa dimaknai untuk menarik simpati warga agar mendukung putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka di pilpres.

Apalagi Jateng menjadi penyumbang suara terbesar setelah Jawa barat dan Jawa Timur yakni 28,2 juta. Jumlah tersebut 14 persen dari total suara nasional.

"(Kunjungan) itu menguatkan apa yang saya sampaikan. Jangan-jangan ini memang ada kaitannya dengan proses elektoral yang sedang terjadi," tutur dosen FISIP Undip itu, Kamis (1/2/2024).

"Kunker Pak Presiden ini kan kalau dalam pernyataan resmi bukan dalam rangka kampanye. Tetapi kan pada kasus di Magelang, beliau bersama Pak Prabowo, sekali waktu dengan Pak AHY," lanjutnya.

Menurutnya, sulit untuk tidak menyebut kunjungan Jokowi di Jateng dan DIY sebagai kampanye secara implisit.

"Kalau tidak dikaitkan dengan urusan pilpres, kenapa enggak juga mengajak Pak Anies, Pak Muhaimin, Pak Ganjar, atau Pak Mahfud. Enggak salah kalau orang menerjemahkan kalau itu punya motif untuk berkampanye juga secara implisit," tuturnya.

Hal ini mengingat para capres sudah bertemu Sultan lebih dulu. Hanya saja, Jokowi lebih terasa seperti representasi dari pasangan Prabowo-Gibran.

"Dengan kunker presiden itu ada maksud juga untuk mencapai simbolisme secara kultural dari presiden. Kalau kita memahami Yogyakarta kan simbol kulturalismenya lebih kental hal-hal yang bersifat profan. Tampaknya dia akan ke sana," katanya.

Terkait dengan pembagian bansos, Nur Hidayat mengatakan belum tentu berpengaruh ke elektablitas Prabowo-Gibran.

"Baru akan efektif kalau penyerahan itu dilakukan oleh paslon sendiri. Sebagaimana bansos atau BLT pada era SBY yang pertama. Karena yang menyerahkan SBY, maka itu memberi poin langsung ke SBY (saat pencalonan periode berikutnya)," jelasnya.

Kendati demikian, dia meminta masyarakat tidak terkecoh oleh penyaluran bansos yang diserahkan Jokowi. Ia berharap masyarakat lebih memahami bahwa bantuan yang disalurkan oleh Jokowi tidak mewakili paslon 02.

"Masyarakat harus dididik supaya cerdas bahwa bansos yang terbesar dalam sejarah ini tidak bisa dikaitkan dengan paslon tertentu," tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2024/02/04/051700578/lima-hari-jokowi-di-jateng-diy

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke