Salin Artikel

"Fogging" Dinilai Kurang Efektif, Dinkes Demak Bakal Aktifkan Jumantik Tekan DBD

DEMAK, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berencana menggiatkan kembali program juru pemantau jentik atau jumantik satu orang satu rumah.

Jumantik dirasa efektif untuk menekan kasus demam berdarah di Demak yang terus meningkat sejak tiga bulan terahir.

Dinkes Demak mencatat, pada November 2023 ada 12 kasus demam berdarah dengue (DBD), Desember 2023 tercatat 18 kasus, dan Januari 2024 tercatat 20 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2KB) Dinkes Demak Hery Winarno berharap, program ini tidak hanya satu orang satu rumah, tetapi berlaku di perkantoran dan tempat umum lain termasuk masjid dan mushala.

"Nah, kalau semua itu berjalan, insya Allah nanti kita akan mulai menekan itu kalau kasus di Demak berjalan," kata Hery, Rabu (31/1/2024).

Menurutnya, setiap tahun kasus demam berdarah di Kabupaten Demak menyebabkan kematian.

"Tahun lalu ada dua meninggal, tahun 2022 ada tiga meninggal, tahun ini semoga tidak ada," ujarnya.

Dia menyebutkan, program jumantik sebenarnya sudah lama dicanangkan, tetapi terkadang kesadaran masyarakat masih minim ketika kasus rendah.

"Tapi ya memang agak susah sih membuat masyarakat sadar, mengubah perilaku," katanya.

Fogging dinilai kurang efektif

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Demak Tri Handayani mengatakan, pencegahan demam berdarah melalui fogging saja dinilai kurang efektif.

Untuk itu, ia menilai pentingnya peran masyarakat untuk turut memberantas sarang jentik nyamuk.

"Fogging itu bukan yang efektif, karena kan tidak mungkin membunuh nyamuk yang terbang saja, kalau kita terjun langsung memang perilaku masyarakat kurang bersih," katanya.

Tri menyebutkan, selama ini masyarakat banyak abai akan kebersihan. Umumnya mereka menggalakkan jumantik hanya ketika kasus demam berdarah naik.

"Karena ini perilaku (hidup bersih), begitu booming ada kasus mereka bersemangat, tapi setelah redam lagi nanti mereka juga lengah," ungkapnya.

Dia mencontohkan, beberapa desa di Kabupaten Demak yang menerapkan jumantik kasus demam berdarah di daerah tersebut berkurang.

Kendati demikian, ia enggan menyebut berpaa presentase penurunan kasus DBD dengan program jumantik.

"Belum bisa semua desa sih tapi desa yang sudah seperti itu (kasus) berkurang. Desa Bonangrejo, Tedunan Wedung, kasusnya relatif sedikit," katanya

https://regional.kompas.com/read/2024/02/02/065500978/fogging-dinilai-kurang-efektif-dinkes-demak-bakal-aktifkan-jumantik-tekan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke