Salin Artikel

Museum Sang Nila Utama di Riau: Daya Tarik, Koleksi, dan Sejarah

KOMPAS.com - Museum Sang Nila Utama terletak di Jalan Sudirman No 194, Tengkerang Tengah, Pekanbaru, Provinsi Riau.

Lokasi Museum Sang Nila Utama berada di jantung Kota Pekanbaru.

Museum Sang Nila Utama merupakan tempat wisata sejarah, budaya, dan pendidikan di Pekanbaru.

Ada beragam benda-benda bersejarah terutama yang berhubungan dengan budaya Melayu, seperti pakaian adat, permainan tradisional, artefak, dan lain sebagainya.

Museum Sang Nila Utama

Daya Tarik Museum Sang Nila Utama

Bangunan Museum Sang Nila Utama masih mempertahankan gaya bangunan khas Melayu.

Pengunjung yang memasuki pintu gerbang museum akan menemukan gedung-gedung yang membentuk huruf U.

Ada bangunan aula yang disewakan untuk umum di sisi kiri kompleks museum, bangunan kantor administrasi, kantor kepala museum, serta kantor penyimpanan dan perawatan benda-benda koleksi.

Pemandangan paling mencolok di halaman depan museum adalah miniatur alat pengeboran minyak yang merupakan sumbangan dari Chevron, perusahaan minyak.

Pada halaman belakang terdapat koleksi kerangka ikan paus.

Museum Sang Nila Utama terdiri dari dua lantai, dimana ruang utama terletak di lantai dua.

Bangunan utama mengarah lansung ke Jalan Sudirman. Pada bangunan ini pengunjung dapat menikmati benda-benda bersejarah.

Ada tangga yang menghubungkan antara halaman dengan lantai dua yang juga terdapat lobby untuk menerima tahu.

Sedangkan lantai bawah atau lantai pertama dapat diakses setelah pengunjung melewati lantai dua.

Koleksi Museum Sang Nila Utama

Setiap lantai memuat koleksi yang berbeda-beda.

Lantai satu terdapat koleksi berupa pajangan sumber daya alam Riau yang terkenal, yaitu minyak bumi dan replika istana kerajaan di Riau, serta prasasti yang ditemukan di Riau.

Prasasti yang terpajang seperti Prasasti Pasir Panjang yang berisi pemujaan terhadap Shidarta Gautama.

Ada juga replika Candi Muara Takus yang konon merupakan candi pertama di Indonesia.

Koleksi lain berupa replika perahu khas Riau, replika rumah adat yang terbuat dari kayu, dan hewan endemik Riau (Harimau Sumatera dan Beruang Madu.

Terpajang juga, koleksi pakaian pengantin di Riau yang berbeda di setiap kabupaten. Replika pelaminan dan kamar tidur pengantin juga menjadi salah satu benda koleksi.

Lantai dua museum merupakan ruang pamer yang berisi sejarah Riau.

Ada foto-foto rumah adat melayu Riau (yang saat ini sudah sangat sulit ditemukan), foto-foto para pejuang, tokoh-tokoh budayawan Riau, dan foto 10 gubernur Riau dari tahun 1953-2013.

Koleksi lain berupa guci-guci dari Cina dengan kurun waktu sekitar abad ke-15 Masehi yang ditemukan di bawah laut.

Ada juga benda-benda Kerajaan Melayu yang pernah jaya di Riau, seperti kait kelambu dari perak, caping berbentuk hati sebagai penutup alat kelamin wanita, serta sepeda ontel.

Dalam ruangan tersebut juga terdapat benda-benda peninggalan Belanda, seperti tustel, senjata api, teropong, hingg telephone engkol.

Koleksi lain berupa wayang-wayang dan topeng yang biasa ditemukan di Jawa.

Sejarah Museum Sang Nila Utama

Pada awal berdirinya Museum Sang Nila Utama bernama Museum Negeri Provinsi Riau.

Latar belakang berdirinya Museum Sang Nila Utama sebagai salah satu usaha pemerintah pusat dalam bidang kebudayaan. Tujuannya supaya setiap provinsi memiliki museum negeri.

Selain itu, wilayah Riau memiliki kekayaan budaya yang beranekaragam, seperti hasil alamnya maupun keberadaannya sebagai pusat Kerajaan Melayu.

Dengan kekayaan yang dimiliki, Riau memiliki benda-benda bukti materiil yang merupakan hasil sejarah manusia serta alam yang perlu dilestarikan.

Maka pada tahun 1975, sejalan dengan perubahan instansi Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau.

Upaya perintisan mendirikan museum di wilayah ini mulai dilakukan, antara lain dengan membentuk Bidang Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan.

Badan tersebut untuk membina museum yang telah mulai melakukan pengadaan dan mengumpulkan benda-benda peninggalan sejarah dan budaya.

Pembangunan gedung dilakukan sekitar tahun 1979/1980 dengan membangun gedung perkantoran.

Selanjutnya, Pembangunan gedung untuk memenuhi ruang pameran tetap maupun auditorium.

Museum Negeri Provinsi Riau ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kabudayaan Nomor 001/0/1991 tanggal 9 Januari 1991.

Berdasarkan Peraturan Provinsi Riau Nomor 17 Tahun 2001 Museum Negeri Provinsi Riau berganti nama menjadi Museum Daerah di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata Provinsi Riau.

Nama museum berganti lagi menjadi Museum Sang Nila Utama di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau pada tahun 2007.

  • Asal-usul Nama Museum Sang Nila Utama

Pemilihan Sang Nila Utama sebagai nama museum melalui diskusi panjang

Dalam Sulalatus Salatin, karya dalam bahasa Melayu, Sang Nila Utama disebutkan sebagai putra dari pasangan Sang Sapurba dengan Wan Sundaria (anak Demang Lebar Daun, penguasa Pelembang).

Sang Nila Utama menikah dengan Wan Sri Beni.

Sang Nila Utama menjadi raja di Bintan (saat ini wilayah Kepri) sebelum pindah ke Singapura.

Banyak yang menyakini, Sang Nila Utama adalah orang yang mendirikan Singapura yang dahulu bernama Tumasik (Temasek).

Jam Buka Museum Sang Nila Utama

Museum Sang Nila Utama memiliki beberapa jam buka.

Mada hari Selasa hingga Jumat, museum buka pukul 08.00-15.00 WIB. Pada hari Sabtu dan Minggu buka pada pukul 08.00-13.00 WIB, sedangkan Senin museum tutup.

Sumber:

museum.kemdikbud.go.id, kebudayaan.kemdikbud.go.id, dan www.tribunnewswiki.com

 

https://regional.kompas.com/read/2024/01/17/225202478/museum-sang-nila-utama-di-riau-daya-tarik-koleksi-dan-sejarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke