Salin Artikel

Jerit Warga Semarang, 10 Tahun Jadi Langganan Banjir

SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Perumahan Jatisari Asri BSB Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mengeluh karena sering kebanjiran. 

Ketua RW 6 Jatisari Asri, Supriyadi mengatakan, tempat tinggalnya sudah menjadi langganan banjir sejak 10 tahun lalu. 

"Banjir musiman ini sudah terjadi sekitar 10 tahun yang lalu," jelasnya saat dikonfirmasi via telepon, Senin (8/1/2024).

Dia menjelaskan, adapun lokasi yang menjadi langganan banjir berada di RT 04, RT 05, RT 08 dan RT 10. Total ada 67 keluarga yang terdampak banjir setiap musim hujan. 

"Kalau hujan deras, warga harus siap-siap," katanya lagi.

Supriyadi sebenarnya sudah melaporkan kepada kelurahan dan kecamatan untuk ditindaklanjuti oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

"Pada Selasa 2 Januari 2024 diadakan pertemuan antara DPU Kota Semarang dengan pihak kelurahan dan Kecamatan Mijen serta pengembang BSB," imbuh dia. 

Penyebab banjir

Setelah ditelusuri, banjir yang sering terjadi di tempat tinggalnya tersebut disebabkan adanya gulungan air yang tak bisa menembus masuk ke drainase baru.

"Ditambah limpasan air dari luar kompleks perumahan yang ikut dialirkan memanfaatkan dua saluran drainase perumahan," kata Supriyadi.

Padahal, lanjutnya, drainase itu didesain hanya untuk kebutuhan pengendalian air dari perumahan saja.

"Air seperti ditampung sehingga genangan air lama surut, menyebabkan di RT 4,5 dan 8 terjadi gulungan air, jadi air yang dari RT itu tak bisa menembus dari saluran baru karena debet besar sehingga air antri maka menyebabkan genangan," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta DPU Kota Semarang segera melakukan evaluasi terhadap saluran drainase di Perumahan Jatisari Asri BSB. 

"Jangan sampai ada salah dalam perencanaan pembangunannya," kata perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut, Senin.

Menurutnya, dengan adanya pembuatan drainase baru dari DPU Kota Semarang yang melengkapi saluran lama milik pengembang perumahan seharusnya dapat mengatasi genangan air di Jatisari Asri BSB.

"Ini pasti ada salah dalam perencanaannya, sudah saya tegur kepala dinasnya," katanya.

Mbak Ita menilai bahwa pembangunan saluran drainase Perumahan Jatisari Asri BSB kurang menyeluruh. Ia meminta agar pembangunan bisa dilakukan secara utuh, tidak setengah-setengah.

"Kalau setengah-setengah nggak usah, kalau memang butuh anggaran yang besar ya harus dianggarkan," katanya.

Dia meminta agar pembangunan infastruktur di kota Semarang dilakukan dengan perencanaan yang baik agar tidak merugikan masyarakat.

“Sebelumnya saya minta perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin, harus benar-benar matang,” katanya.

Rumah warga kebanjiran 

Diberitakan sebelumnya, banjir kembali menggenangi wilayah Perumahan Jatisari Asri BSB Mijen Kota Semarang, Sabtu (6/1/2024).

Banjir kali ini adalah yang pertama pada 2024 dan yang kelima kalinya sejak proyek drainase DPU Kota Semarang selesai pada September 2023 lalu.

Banjir kali ini juga termasuk cukup parah dibandingkan empat kejadian sebelumnya, terakhir terjadi pada 25 Desember 2023.

Air menggenangi wilayah RW 6 dengan ketinggian sebatas paha hingga pinggang orang dewasa.

Dua saluran drainase tak mampu menahan debit air yang datang dengan cepat. Termasuk drainase milik DPU yang digadang-gadang bisa mengatasi namun malah menjadi penampungan air.

Aktivitas warga RW 6 Jatisari otomatis terhenti, termasuk hajatan warga yang terganggu akibat kursi-kursi di tenda acara ikut hanyut terendam.

Warga juga berjaga-jaga untuk mengantisipasi air dan lumpur masuk ke rumah. Sebab sudah ada sebagian rumah warga yang sudah kemasukan air.

https://regional.kompas.com/read/2024/01/08/180914278/jerit-warga-semarang-10-tahun-jadi-langganan-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke