Salin Artikel

Jenguk Relawan Korban Penganiayaan Oknum TNI, Ganjar: Tak Ada Cerita Main Hakim Sendiri

Ganjar tiba di rumah sakit sekitar pukul 21.14 WIB. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu turut didampingi sang istri Siti Atikoh Ganjar Pranowo.

Turut dalam rombongan ada Ketua TPD Ganjar-Mahfud Jawa Tengah Agustina Wilujeng, Ketua DPC PDI-P Boyolali Susetya Kusuma Dwi Hartanta, Bupati Boyolali M Said Hidayat, Wakil Bupati Wahyu Irawan dan politisi senior PDI-P Boyolali Seno Kusumoarjo atau dikenal Seno Gedhe.

Kedatangan Ganjar bersama rombongan disambut Direktur RSUD Pandan Arang Boyolali FX Kristandyoko.

Ganjar kemudian naik menuju ruang Mpu Bharada lantai tiga Gedung Merbabu. Ganjar awalnya masuk ke kamar korban nomor 13.

Ganjar bersama Atikoh dan beberapa perwakilan masuk ke kamar korban nomor 13.

Setelah itu Ganjar keluar dan masuk ke kamar korban nomor 14. Hanya saja Atikoh tidak ikut masuk mendampingi sang suami. Atikoh terlihat menitihkan air mata di luar kamar.

Sekitar pukul 21.34 WIB, Ganjar keluar dari kamar korban nomor 14.

Kepada wartawan, Ganjar mengatakan dari tujuh relawan yang diduga dianiaya sejumlah oknum anggota TNI, masih ada dua korban yang menjalani rawat inap di rumah sakit.

"Dari tujuh anak ada dua yang sekarang masih dirawat. Satu tadi saya tidak sempat karena masih tidur karena masih bengkak-bengkak. Yang satu sudah bisa diajak bicara. Hasil pemeriksaan dokter membaik, bagus ya. Tidak gagar otak, tulangnya bagus, terus kemudian otaknya juga bagus hanya patah gigi dan sebagainya," kata Ganjar di RSUD Pandan Arang Boyolali, Minggu malam.


Ganjar mengaku sempat mendengarkan cerita dari salah satu korban.

Menurut dia, korban pada saat kejadian dugaan penganiayaan sedang berhenti di lampu merah. Korban kemudian dipukul.

"Kalau ada penjelasan lainnya rasa-rasanya harus ada pengadilan untuk itu. Biar penjelasannya tidak teng blasur (ke mana-mana)," kata dia.

"Yang kedua juga kita tidak tahu ceritanya seperti apa. Tapi yang pertama tadi menceritakan dia ditarik ke dalam lalu dipukuli mereka yang berseragam," sambung dia.

Menurut Ganjar, apabila ada pelanggaran hukum ada aparat yang menangani. Tidak ada yang main hakim sendiri.

Oleh karena itu, kata Ganjar kejadian ini akan terus dia kawal. Dirinya mengatakan sudah berkomunikasi dengan Panglima TNI, KASAD dan Pangdam IV/Diponegoro.

"Saya kira ini peringatakan untuk siapapun ya. Kalau ada yang melanggar kasih pada aparat yang menangani. Tidak ada cerita main hakim sendiri. Cerita rakyat yang harusnya bisa diingatkan siapapun tidak boleh mengatasnamakan apapun semena-mena. Kami akan urus itu. Kami komunikasi di Jakarta sudah bicara dengan Pak Panglima TNI, dengan KASAD, di Jateng bicara dengan Pak Pangdam sambutannya baik agar bisa dikomunikasikan terus menerus mengenai perkembangannya. Dan kami akan ikuti terus," kata Ganjar.

Diketahui, sebelum Ganjar tiba, puluhan warga Boyolali terlebih dahulu tiba di rumah sakit untuk menjenguk relawan korban dugaan penganiayaan oknum anggota TNI. Mereka membawa buket bunga untuk korban.

Perwakilan warga Victor Adi Saputra mengatakan aksinya menjenguk korban dengan membawa buket adalah bentuk solidaritas. Ia mengaku prihatin atas kejadian tersebut.

"Kita ada solidaritas menjenguk temen kita atau saudara kita yang terkena musibah kemarin waktu Pak Ganjar launching KTP sakti dipukuli beberapa aparat. (Kejadian) seperti ini sangat memprihatinkan," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/12/31/233156978/jenguk-relawan-korban-penganiayaan-oknum-tni-ganjar-tak-ada-cerita-main

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke