Salin Artikel

Jembatan Gantung di Kolaka Timur Sultra Putus Saat Diperbaiki, 2 Tewas, 8 Orang Terluka

KENDARI, KOMPAS.com- Dua orang warga di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) meninggal setelah tali sling jembatan gantung yang menghubungkan dua dusun di wilayah itu putus, Minggu (3/12/2023) sekitar pukul 11.20 Wita. 

Dua orang warga yang meninggal bernama Sahar (45), warga Dusun 5 Desa Ameroro, Kecamatan Tinondo yang berprofesi sebagai petani dan Ambo Ala (55) warga Dusun 6 Desa Ameroro, Kecamatan Tinondo, Kolaka Timur, seorang petani.

Sementara, 8 orang lainnya mengalami luka berat dan luka ringan. Saat ini, kedelapan orang itu masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Kolaka. 

Jembatan gantung itu merupakan  penghubung antar-Dusun 4 dan Dusun 5 Desa Ameroro, Kecamatan Tinondo, Kabupaten Kolaka Timur. 

Kapolres Kolaka Timur, AKBP Yudhi Palmi DJ mengungkapkan insiden maut itu berawal saat  40 orang warga Desa Ameroro, Kabupaten Kolaka Timur melakukan kerja bakti di jembatan gantung yang menghubungkan antara Dusun 4 Tamburasaa dan Dusun 5 Lamoare Desa Ameroro, Kecamatan Tinondo, Kabupaten Kolaka Timur yang dipimpin langsung Kepala Dusun 5, Lamoare, Hasrul Waihi.

Kapolres Kolaka Timur menjelaskan, sekitar pukul 11.00 Wita warga yang masih melanjutkan perbaikan jembatan tersisa sekitar 20 orang. 15 orang di antaranya berada di tengah jembatan gantung tersebut. 

"Tiba-tiba tali sling jembatan tersebut terputus di bagian kanan atas sehingga jembatan miring mengakibatkan 15 orang warga yang berada di tengah jembatan tersebut sebagian terjatuh ke kali setinggi kurang lebih 15 meter, dan sebagian warga bergantung di tali sleng yang tidak putus," kata AKBP Yudhi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/12/2023).

Lanjutnya, setelah dilakukan pertolongan, terdapat 10 orang warga yang terjatuh di kali, dua orang di antaranya meninggal di tempat akibat tertimpa kayu gelagar yang akan dipasang di jembatan gantung itu, sementara 8 orang lainnya mengalami luka-luka, patah kaki, hingga patah pinggang.

"Tindakan yang dilakukan 10 korban dibawa ke Puskesmas Kecamatan Tinondo, dan sebagian dirujuk ke rumah sakit daerah Kolaka," terangnya. 

AKBP Yudhi menduga penyebab jembatan gantung itu putus karena faktor sudah tidak layak pakai.

Pasalnya, umur jembatan gantung yang menghubungkan dua dusun sudah mencapai 13 tahun yang dibangun lewat program PNPM. 

"Pekerjaan gotong royong warga saat melakukan perbaikan jembatan gantung atas inisiatif pemerintah desa melalui swadaya, karena jembatan tersebut satu-satunya jalan penghubung dua Dusun yakni Dusun 5 Lamoare dan Dusun 6 Peroa Desa Ameroro," ujarnya. 

Yudhi menambahkan, dua orang yang meninggal dijemput keluarganya.

Korban atas nama Sahar dimakamkan di kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan dan korban Ambo Ala dikebumikan di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka. 

"Pihak keluarga korban meninggal dunia dan luka tidak keberatan dan menganggap kejadian tersebut merupakan musibah," tutup AKBP Yudhi. 

Sementara itu, Kapolsek Mowewe Ipda Asrul mengatakan, dua dari delapan orang warga yang mengalami luka luka masih proses operasi di rumah sakit umum daerah Kolaka. 

" Tadi saya abis menjenguk korban luka berat yang akan operasi sebanyak dua orang di rumah sakit SMS berjaya Kolaka. Enam orang lainnya rawat jalan di rumah masing-masing," kata Kapolsek Mowewe kepada Kompas.com, Selasa sore.

Sementara pihak keluarga korban menerima kematian dua orang dan delapan orang yang mengalami luka luka. Mereka menganggap bahwa kejadian itu adalah musibah. 

"Pihak keluarga tidak keberatan atau menuntut atas peristiwa itu. Dan mereka menilai bahwa kejadian itu adalah musibah yang harus diterima," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/12/05/175759678/jembatan-gantung-di-kolaka-timur-sultra-putus-saat-diperbaiki-2-tewas-8

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke