Salin Artikel

Pengakuan Pemalsu Tiket Piala Dunia U17: Belajar Otodidak

SOLO, KOMPAS.com - Pelaku pemalsuan tiket Piala Dunia U17, MS (21), menjual tiket buatannya melalui Facebook. 

Akibat perbuatan MS, warga Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), puluhan orang menjadi korban. 

Tersangka MS mengaku melakukan aksinya melalui Facebook. Ia memosting tiket tersebut dengan tiga akun palsu.

Warga Kota Surabaya ini sempat menawarkan 3 orang, namun yang berhasil hingga transaksi 1 orang.

Untuk mendapatkan desain asli tiket, ia mengambilnya dari media sosial. Ia kemudian mengeditnya dan menyerahkannya ke korban.

"Di Facebook banyak yang tertarik, saya coba (otodidak) praktekkan. Terus saya edit (tiket palsu) sendiri, dari postingan orang. DM 3 orang, tapi yang bayar cuma 1 orang," kata MSR, Sabtu (25/11/2023).

Tersangka ditangkap Tim Sub Satgas Gakum Operasi Aman Bacuya 2023 pada Kamis (23/11/2023).

Ia terancam dikenakan pasal 24 A ayat (1) Jo Pasal 28 Ayat (1) Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ataupun Pas 378 KUHP.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan, pelaku diamankan di Kota Surabaya, Kamis (23/11/2023).

"Tersangka telah mendapatkan hasil dari 30 orang korban. Kami telusuri kegiatannya, saat ini masih kami dalami lagi terkait motif dan jaringannya. Sementara jaringannya, dia melakukan aksi sendiri," kata Kombes Pol Dwi Subagio di Kota Solo, Sabtu (25/11/2023).

Tersangaka menjual tiket menggunakan media sosial Facebook dengan akun Nagoro Erlangga, seharga Rp 130.000.

Harga tersebut lebih murah dari harga resmi FIFA Rp 150.000 saat laga putaran 16 besar pertandingan antara Timnas Ekuador vs Brazil serta Spanyol vs Jepang.

Kemudian saat hari pertandingan, tersangka berjanji akan menemui korban untuk mengembalikan uang kelebihan harga tiket yang ditransfer Rp 150.000.

Namun saat korban menghubungi tersangka, nomor sudah diblokir. Korban mencoba masuk stadion dengan menggunakan barcode yang dikirim tersangka, tiket tidak sah.

"Jika dari laporan, korban satu orang Rp 150 ribu. Tapi dari Dana sekitar Rp 3 juta dengan 30 orang korban," ujarnya.

Kepala Satgas Pamwil Jawa Tengah Operasi Aman Bacuya Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir mengatakan, hasil uang tersebut digunakan pelaku untuk jalan-jalan.

"Jadi hasilnya dipakai untuk jalan-jalan ke Tretes (Prigen)," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/25/133842678/pengakuan-pemalsu-tiket-piala-dunia-u17-belajar-otodidak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke