Salin Artikel

Ditolak di Sabang, 219 Pengungsi Rohingya Dievakuasi ke Bekas Kantor Imigrasi di Lhokseumawe Aceh

Para pengungsi Rohingya diberangkatkan menggunakan KMP BRR dari Pelabuhan Balohan Sabang dan tiba di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, sekitar pukul 18.40 WIB, Rabu (22/11/2023).

Setelah dilakukan pendataan dan pengobatan oleh pihak terkait, para pengungsi tersebut langsung dibawa ke Lhokseumawe menggunakan tujuh bus.

Sebelum dievakuasi, para pengungsi tersebut mendarat di Pantai Ujong Krueng, Kota Sabang, Selasa (21/11/2023) sekitar pukul 22.00 WIB.

Kehadiran pengungsi Rohingya itu langsung ditolak oleh warga Sabang sehingga UNHCR pun memindahkan mereka.

Pemindahan dilakukan setelah warga setempat memberi bantuan makanan dan minuman bagi pengungsi tersebut.

Perwakilan UNHCR, Munawaratul Makhya, mengatakan, pengungsi Rohingya yang datang di Sabang sebanyak 219 orang. Hal ini sesuai pendataan awal.

“Dari data teman-teman sebanyak 219 warga Rohingya, tapi kita belum data karena ada beberapa yang sakit dan harus segera kita tangani,” katanya.

Ia mengatakan, para pengungsi tersebut akan dibawa ke bekas Kantor Jmigrasi di Puntet, Kota Lhokseumawe.

“Saat ini kita akan memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan oleh pengungsi. Kita juga bekerja sama dengan semua mitra kemanusiaan,” ungkap Munawaratul Makhya.

Punya riwayat sikap tak baik selama di Aceh

Kepala Dinas Sosial Kota Sabang Naufal membenarkan bahwa warga menolak pengungsi Rohingya untuk menetap di Kota Sabang.

“Masyarakat Sabang menolak kedatangan pengungsi tersebut. Namun, pada prinsipnya pemerintah tidak boleh menolak, tetap harus menerima,” kata Naufal saat dihubungi, Rabu (22/11/2023)

Ia mengatakan, penolakan terjadi karena pengungsi Rohingya yang sebelumnya ditampung di Aceh tak menaati peraturan dan norma di daerah setempat.

Selain itu, pengungsi sebelumnya juga melarikan diri dari penampungan yang disediakan pemerintah.

Namun, pertolongan pertama telah diberikan, seperti memberikan makanan dan logistik.

"Untuk selanjutnya, belum dapat dipastikan imigran Rohingya bakal diungsikan ke mana, karena hingga saat ini pemerintah masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait,"tutupnya.

Belakangan para pengungsi akhirnya dievakuasi ke bekas Kantor Jmigrasi di Puntet, Kota Lhokseumawe, Aceh.

"Kami hanya sediakan tempat"

Kepala Imigrasi Lhokseumawe, Usman, per telepon menyebutkan, gedung eks Imigrasi di Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, diizinkan untuk digunakan sebagai penampungan sementara selama tiga bulan ke depan terhitung sejak 20 November 2023.

“Kami hanya sediakan tempat Rohingya. Sedangkan lainnya seperti logistik, penjagaan, dan lain sebagainya di bawah koordinasi IOM dan UNHCR,” tutur Usman.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Lhokseumawe Muslem, saat ditemui di Lapangan Hiraq, Kota Lhokseumawe, menyebutkan, tidak ada koordinasi tanggung jawab penanganan Rohingya ke Pemerintah Kota Lhokseumawe.

“Minimal sampai saat ini, kita belum terima satu surat pun untuk penanganan . Untuk itu, kami tidak ikut serta dalam penanganan Rohingya kali ini,” tegasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Masriadi | Editor: Reni Susanti), SerambiNews.com

https://regional.kompas.com/read/2023/11/23/055900878/ditolak-di-sabang-219-pengungsi-rohingya-dievakuasi-ke-bekas-kantor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke