Salin Artikel

Melihat Desa Talunombo di Wonosobo, Kekurangan Sampah Plastik untuk Diolah Jadi BBM

WONOSOBO, KOMPAS.com- Talunombo adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa ini letaknya sekitar 23 kilometer dari pusat kota Wonosobo.

Jika di daerah lain sampah plastik menjadi bencana dan persoalan yang serius, di Desa Talunombo ini sampah plastik malah menjadi berkah tersendiri bagi warganya.

Bagaimana tidak, lewat tangan-tangan kreatif pemuda dan pihak desa, sampah plastik di desa ini bisa menjadi barang yang sangat bermanfaat.

Sampah plastik tersebut dapat diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Salah satu warga pengelola sampah, Budi Santoso mengatakan, fenomena sampah menjadi masalah utama di berbagai daerah, terutama di kota-kota besar.

Selain menyebabkan penyakit, keberadaan sampah plastik juga menjadi pemicu utama pencemaran lingkungan karena tidak dapat terurai dengan cepat.

Hal inilah yang mendasari warga Desa Talunombo ini untuk mengolah sampah plastik menjadi BBM yang bernilai ekonomis tinggi.

BBM hasil dari olahan warga ini dapat digunakan untuk menghidupkan mesin diesel.

"Setiap hari kami mengambil sampah dari rumah-rumah warga, lalu kami bawa ke tempat pemrosesan sampah menjadi BBM," kata Budi Santoso saat ditemui di lokasi pada Rabu (22/11/2023).

Sampah dan limbah rumah tangga yang berhasil dikumpulkan kemudian dipisahkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.

Kemudian, sampah plastik dimasukkan ke dalam alat pengolah yang dikenal dengan sebutan "pyrolysis gen 5."

"Sampah yang organik itu digiling, dan sampah plastik kita jadikan BBM," kata Budi Santoso.

Budi Santoso menambahkan, cara kerja mesin pyrolysis gen 5 adalah mengubah sampah plastik menjadi cairan yang menguap. Uap darj hasil pembakaran sampah plastik tersebut yang kemudian dijadikan BBM.

Sebelum dimasukkan mesin pyrolysis gen 5, sampah plastik dikeringkan terlebih dahulu. Setelah utu, sampah selanjutnya dipanaskan dalam proses pyrolysis hingga mencapai suhu 300 derajat celsius.

"Pembakaran dengan hasil maksimal memerlukan waktu 12 jam," kata Budi.

Sampah plastik bersih dimasukkan secara bertahap hingga mencapai 50 kilogram plastik. Pertama, suhu dinaikkan hingga 100 derajat sebelum memasukkan 10 kilogram pertama plastik.

Setelah itu, suhu dinaikkan lagi dan sampah plastik ditambah hingga mencapai kapasitas 50 kilogram.

Alat tersebut dipanaskan dengan pembakaran kayu yang harus terjaga selama 12 jam hingga pemrosesan plastik menjadi BBM selesai.

"Kapasitas mesinnya 50 kilogram, dan waktunya 12 jam," kata Budi.

Budi menambahkan, BBM yang baru dihasilkan ini tidak dapat langsung digunakan untuk menghidupkan mesin.

Proses terakhir melibatkan beberapa tahap penyaringan agar tidak merusak mesin diesel.

"Dari 50 kilogram sampah menghasilkan 45 liter BBM, sudah kita uji coba ke mesin diesel," tambah Budi.

Kepala Desa Talunombo, Badarudin, menjelaskan bahwa ide pembuatan BBM dari sampah plastik ini berawal dari sulitnya desa mengelola sampah plastik.

Untuk itu, pihak desa membuat tempat pengelolaan sampah reduce reuse recycle (TPS3R).

"Kami pemerintahan Desa Talunombo Alhamdulillah berhasil menciptakan alat untuk mengubah sampah plastik, minyak goreng bekas (jelantah), dan oli bekas menjadi BBM, yang digunakan untuk alat-alatpertanian dan lainya," ungkap Badaruddin.

Badaruddin mengatakan, Desa Talunombo dulu sulit mengelola sampah plastik, Namun saat ini, mereka justru kekurangan sampah plastik. Pengelola pun saat ini tengah membeli sampah plastik dari warga untuk mencukupi kebutuhan produksi.

"Sampah plastik kita beli dari warga, Rp 500 per kilogramnya," kata Badaruddin.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/22/161831978/melihat-desa-talunombo-di-wonosobo-kekurangan-sampah-plastik-untuk-diolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke