Salin Artikel

Abrasi "Menggila" di Bengkulu Selatan, Warga Diminta Tak Ambil Pasir Laut

BENGKULU, KOMPAS.com - Kapolres Bengkulu Selatan, AKBP Florentus Situngkir, mengingatkan masyarakat tidak mengambil pasir laut di pesisir pantai untuk menahan laju abrasi. 

Pasalnya, abrasi parah terus terjadi di Bengkulu Selatan. Hal ini merusak sejumlah fasilitas publik serta mengancam masyarakat.

Abrasi menggerus jalan negara, perkebunan, perkampungan, dan lainnya menjadi perhatian Kapolres Bengkulu Selatan, AKBP Florentus Situngkir.

Hal ini dikatakan Florentus dalam giat Ops Bina Karuna di pesisir pantai di Desa Pagar Dewa, Kecamatan Kota Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Rabu (8/11/2023).

"Kegiatan berupa imbauan, penyuluhan, dan pembinaan kepada warga di lokasi supaya tidak boleh mengambil pasir laut sembarangan, terutama di daerah pinggiran pantai yang dapat berdampak abrasi saat musim hujan tiba dan dapat mengganggu aktivitas warga," ucap Florentus.

Ia berharap di masa datang, warga lebih sadar akan kebersihan dan keamanan lingkungan. Ini dilakukan demi kelangsungan hidup yang lebih baik. 

Pantauan kompas.com, ancaman abrasi membentang di 525 kilometer pesisir Provinsi Bengkulu. Tak sedikit perkebunan, jalan raya, permukiman warga, sudah tenggelam sejak puluhan tahun lalu akibat abrasi.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII, Adi Umar Dani menyebut, daratan Bengkulu yang menghadap Samudera Hindia hilang 2 meter per tahun akibat laju abrasi di pesisir Bengkulu.

"Per tahunnya ada 2 meter daratan Bengkulu hilang ditelan laut akibat abrasi dampaknya sawah, jalan negara, fasilitas publik dan lainnya menjadi terancam bahkan sudah ada yang tenggelam. Ini menjadi perhatian kita bersama," ungkap Adi. 

Adi menambahkan, estimasi pihaknya, garis pantai Bengkulu mencapai 525 kilometer membentang di tujuh kabupaten di Provinsi Bengkulu. Dari jumlah itu, 200 kilometer di antaranya terancam akibat abrasi.

Sejak 1995, pemerintah berupaya memperbaiki pesisir pantai yang rusak. Namun hingga kini, yang berhasil diperbaiki belum 50 persennya. 

"Dari jumlah yang terancam dan rusak itu kami menggunakan skala prioritas bekerjasama dengan Balai Jalan Nasional Bina Marga termasuk titik longsor. Skala prioritas dilakukan karena terbatasnya anggaran yang kita kelola," ungkap Adi. 

Kerusakan akibat abrasi menurutnya banyak terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara, Kaur, dan beberapa kabupaten lain. 

https://regional.kompas.com/read/2023/11/09/162137778/abrasi-menggila-di-bengkulu-selatan-warga-diminta-tak-ambil-pasir-laut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke