Salin Artikel

Cerita Pemuda Eks Deportan yang Telantar di Nunukan, Menjadi Kriminal yang Bikin Pusing Aparat

NUNUKAN, KOMPAS.com – Video seorang ibu berkerudung di Nunukan, Kalimantan Utara, yang mengamuk dengan menghantamkan kursi plastik berkali-kali kepada seorang pemuda hingga kursinya hancur viral di media sosial.

Ibu tersebut histeris karena si pemuda melakukan tindak pelecehan terhadap putrinya yang masih ABG.

Peristiwa tersebut terjadi di depan sebuah ruko, tak jauh dari alun-alun Kota Nunukan.

"Pemuda yang dihajar ibu-ibu itu, O (inisial-red). Dia sering ditangani Dinas Sosial dan polisi. Tapi, perbuatannya semakin meresahkan," ujar Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kabupaten Nunukan, Parmedy, Senin (6/11/2023).

Dinas Sosial Nunukan mencatat ada 17 kasus pencurian uang yang dilakukan O, mulai dari uang tunai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Belum lagi tindak pencurian yang tidak dilaporkan ke polisi.

Selama ini, O dikenal sebagai pencandu lem. Di mulutnya, selalu terlihat bekas lem yang mengering.

Lem tersebut, ia tempatkan di plastik dan terus menerus ia hisap sepanjang jalan.

Untuk makan, ia pun selalu datang ke warung-warung untuk meminta dibungkuskan. O juga menghuni tempat-tempat sepi dan gedung kosong untuk tidur.

Tidak ada identitas kependudukan

Parmedy menuturkan, O merupakan eks deportan Malaysia yang dikirim ke Indonesia, melalui Pelabuhan Internasional Tunon Taka, Nunukan, sekitar 2013 silam.

O lahir dari ayah berkewarganegaraan Filipina dan ibu WNI.

"Tidak ada identitas O, dan statusnya bukan WNI. Apakah dengan status demikian nanti Disdukcapil bisa membuatkan dia identitas atau tidak. Ini juga yang jadi persoalan kami dalam menangani O," ujar dia.

Parmedy melanjutkan, Dinas Sosial, sudah beberapa kali menempatkan O di Rumah Penampungan Trauma Centre (RPTC).

Tapi, kebiasaan mencurinya, menjadi bahan complain sejumlah penghuni RPTC. Mulai pakaian, hingga radio, hilang dicuri O.

Belakangan, ulah O kian meresahkan. Di media sosial ramai membahas O yang melecehkan gadis ABG, sampai kemudian ada unggahan video seorang ibu memukuli O dengan kursi plastik karena pengakuan anaknya yang dilecehkan O.

"Kita bingung mau seperti apa. Kalau mau dipulangkan ke mana. Dikirim ke Malaysia, ke orangtuanya, tentu tidak bisa karena tidak ada identitas," imbuh Parmedy.

Penanganan terhadap O butuh pemikiran serius. Meskipun begitu, banyak laporan dan keluhan masyarakat mengenai O.

Dengan keadaan O yang demikian, polisi juga tidak berani memperlakukannya sebagai tahanan.

Akhirnya, Pemkab Nunukan memutuskan untuk mengamankan O di sebuah ruangan di Kantor Camat Nunukan.

O terpaksa diborgol agar tidak kabur dan kembali membuat ulah yang memicu amarah warga. Keberadaan O juga dijaga Satpol PP.


Akan dikirim untuk rehabilitasi jiwa

Sebenarnya, kata Parmedy lagi, O mudah diajak komunikasi dan selalu nyambung ketika diajak ngobrol.

Ia juga akan lari ketika dipergoki mencuri oleh pemilik toko ataupun pemilik rumah. Sebuah gelagat yang sama sekali tidak menunjukkan ada gangguan jiwa.

"Tapi tentunya kita harus ambil sikap tegas. Bagaimana penanganan O. Kalau dia ODGJ tentu penanganan di Dinsos. Kalau hanya pencandu lem ya bisa dipidana," kata dia.

Dinsos kemudian melakukan asesmen terhadap O, dan hasilnya, dokter menyatakan O mengalami gangguan jiwa berat.

Dengan demikian, ada dua kemungkinan tindakan yang akan diambil Pemda Nunukan.

Yang pertama, mengirimnya ke Rumah Sakit Jiwa Kota Tarakan atau RSJ Samarinda.

"Kendalanya pembiayaan. Tentunya tidak murah untuk penanganan ODGJ. Kembali ke nihilnya identitas, Pemda tidak bisa mendapat akses BPJS untuk O. Padahal, kalau ada identitas, terbit BPJS dan kita bisa kirimkan ke rumah sakit pemerintah yang menerima BPJS," kata dia.

Andaikan O dikirim ke RSJ, tentu masih ada masalah lain yang butuh antisipasi.

Pasca-rehabilitasi, tentu O akan kembali pulang ke Nunukan.

"Tapi, ketika sudah menjalani perawatan ODGJ dan dinyatakan sembuh, kalau berulah lagi, bisa dilaporkan pidana nanti dia," kata Parmedy.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/07/171442978/cerita-pemuda-eks-deportan-yang-telantar-di-nunukan-menjadi-kriminal-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke