Salin Artikel

Bantahan soal Isu Kelaparan di Yahukimo dan Temuan Nakes Dianiaya KKB

Hal ini dikatakan setelah Didimus turun sendiri dan berbincang langsung dengan masyarakat Amuma, Rabu (1/11/2023).

Isu mengenai kelaparan di Amuma pertama kali menyeruak di media pada 19 Oktober 2023 setelah Kepala Distrik Amuma Zakeus Lagowan menyebut ada11 warganya yang meninggal akibat bencana kelaparan.

"Itu betul (11 warga meninggal), murni karena kelaparan, mereka meninggal mulai Oktober," kata dia saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (19/10/2023).

Ia mengaku telah melaporkan hal tersebut ke Pemerintah Kabupaten Yahukimo.

Sementara Wakil Bupati Yahukimo Esau Miram menjelaskan, laporan mengenai bencana kelaparan datang dari salah satu kepala kampung di Amuma dan bukan dari pemerintah distrik.

Esau pun menyebut informasi mengenai 11 warga Amuma yang meninggal akibat kelaparan belum terkonfirmasi karena tidak adanya laporan resmi dari pemerintah setempat.

Lalu pada 25 Oktober 2023, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo, Papua Pegunungan, membantah informasi bencana kelaparan di Distrik Amuma yang menyebabkan 11 orang warga meninggal dunia.

Hal tersebut dipastikan setelah tim dari Pemerintah Kabupaten Yahukimo turun ke Distrik Amuma.

Lalu pada 25 Oktober 2023, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo membantah informasi bencana kelaparan di Distrik Amuma yang menyebabkan 11 orang warga meninggal dunia.

Hal tersebut dipastikan setelah tim dari Pemerintah Kabupaten Yahukimo turun ke Distrik Amuma.

"Tidak ada bencana kelaparan maupun kematian massal di Distrik Amuma. Rabu pagi tim Pemerintah Kabupaten Yahukimo yang dipimpin langsung Kepala Dinas Sosial dr Leo turun langsung ke Distrik Amuma untuk mengonfirmasi kejadian sebagaimana laporan kepala distrik yang disampaikan lewat media," ujar Bupati Yahukimo Didimus Yahuli, melalui keterangan tertulis.

Kunjungan Bupati Yahukimo Didimus Yahuli ke Amuma pada Rabu (1/11/2023) justru menemukan fakta baru.

Ada lima orang tenaga kesehatan (nakes) mengalami luka akibat penganiayaan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Selasa (31/1/2023).

Menurut salah satu korban, Angganita Mandowen, KKB menganggap para nakes adalah mata-mata aparat keamanan.

"Saya masih pakai atribut masyarakat kemudian dia (pelaku) kaget, terus saya bilang kami tim kesehatan, (pelaku bertanya) kalian menyamar, kami tidak menyamar, kami memang orang kesehatan, lalu mereka kumpul kami semua (korban) terus saya bilang ini semua petugas kesehatan," tuturnya saat sudah berada di Distrik Dekai.

Setelah percaya bahwa para nakes bukan mata-mata, mereka pun dilepaskan KKB yang kemudian pergi ke arah hutan.

Mengenai para pelaku, Angganita mengaku sempat mendengar bahwa mereka adalah KKB Kodap XVI.

"Saat aniaya kami mereka sempat bilang, kami dari Batalyon Silimo Kodap XVI," kata dia.

Tidak ada bencana kelaparan

Kemudian Bupati Yahukimo Didimus Yahuli yang tiba di Amuma setelah para nakes dievakuasi ke Distrik Dekai, sempat berbincang dengan masyarakat setempat yang mendatanginya di Lapangan Terbang.

Dari perbincangan tersebut, ia memastikan tidak pernah ada bencana kelaparan di Amuma.

"Saya sudah injakkan kaki di Amuma dan sudah melihat keadaan di sini, pada umumnya keadaan di Amuma baik," tuturnya.

Hal ini pun ditegaskan oleh Angganita Mandowen yang sempat melakukan pelayanan kesehatan di Amuma.

Menurut dia, masyarakat Amuma menjelaskan bahwa mereka bukan mengalami bencana kelaparan tetapi mereka tidak bercocok tanam karena sibuk mencari kelapa hutan.

"Memang tidak ada kelaparan cuma masyarakat gagal panen, dalam arti ketika mereka sibuk dengan kelapa hutan, jadi mereka tidak berkebun. Jadi kematian bukan karena kelaparan," ujarnya.

Ia bersama empat rekannya melakukan pelayanan kesehatan di Amuma pada Senin (30/10/2023), tetapi kemudian mereka menjadi korban penganiayaan pada Selasa (31/10/2023).

Menurut dia, di Amuma tidak pernah terjadi kasus kematian masal, dan dari hasil pemeriksaan kesehatan, diketahui beberapa warga mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

"Mereka kelaparan karena terlalu sibuk cari kelapa hutan, dan kalau sakit pun yang mereka alami ISPA karena kedinginan," kata Angganita.

Bantahan mengenai adanya bencana kelaparan pun sempat ia dengar dari orang-orang yang menganiaya para nakes.

Para pelaku yang diduga merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sempat mempertanyakan maksud pengiriman bantuan bahan makanan ke Amuma.

"Bantuan ada di sana (Amuma) tapi yang antar bantuan ini tidak ada penjelasan kepada mereka, yang kemarin serang itu sempat ngomong, kami di sini tidak ada kelaparan, bantuan ini buat apa," ungkapnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/02/065401878/bantahan-soal-isu-kelaparan-di-yahukimo-dan-temuan-nakes-dianiaya-kkb

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke